Soal Sejarah Kelas 12 Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru + Kunci Jawabannya ~ sekolahmuonline.com

Soal Sejarah Kelas 12 Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru + Kunci Jawabannya ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan soal-soal pilihan ganda dan esai (essay/uraian) mata pelajaran Sejarah Kelas XII SMA/MA Kurikulum Merdeka. Kali ini Sekolahmuonline posting Soal Sejarah Kelas 12 Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasannya.
Soal Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru + Kunci Jawabannya
Soal Sejarah Kelas XII SMA/MA Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru Lengkap dengan Kunci Jawabannya

Soal-soal Sejarah Kelas 12 Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru ini cocok dipelajari oleh adik-adik kelas XII untuk persiapan menghadapi asesmen yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru. Silakan dibaca dan dipelajari, jangan lupa bagikan kepada yang lainnya. Cukup dengan meng-klik tombol share sosial media yang ada di bawah postingan ini.

Contoh Soal Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru

Sejarah kelas XII SMA/MA Kurikulum Merdeka terdiri dari empat bab, yaitu:
  • Bab 1 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
  • Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin
  • Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru
  • Bab 4 Indonesia pada Masa Reformasi
Nah, berikut ini Soal Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru. Silakan dibaca dan dipelajari, semoga bermanfaat. 

A. Soal Pilihan Ganda Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang benar dan tepat! 

1. Sejak catur wulan pertama 1966, Indonesia mengalami dualisme kepemimpinan nasional. Sukarno tetap berkuasa sebagai presiden RI meskipun pamornya semakin menurun, sementara itu Letjen Soeharto mendapat banyak simpati dan dukungan dari berbagai pihak. Dualisme kepemimpinan ini akhirnya berakhir pada….
a. 11 Maret 1966
b. 20 Februari 1967
c. 22 Februari 1967
d. 12 Maret 1967
e. 27 Maret 1968

Kunci Jawaban: C
Pembahasan:
Dualisme Kepemimpinan Nasional
Memasuki catur wulan pertama tahun 1966, situasi politik pemerintahan Indonesia mengalami dualisme kepemimpinan. Pamor Presiden Sukarno yang enggan untuk memenuhi tuntutan rakyat semakin menurun, sementara Letjen Soeharto yang diamanahi sebagai pelaksana pemerintahan kian mendapat simpati dan dukungan dari banyak pihak. Keberadaan Ketetapan MPRS No.IX.MPRS/1966 tanggal 21 Juni 1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar ikut melanggengkan dualisme ini. Berbekal ketetapan MPR itu pula, Presiden Sukarno kemudian memerintahkan kepada Letjen Soeharto untuk segera membentuk Kabinet Ampera. Presiden Sukarno menilai Kabinet Dwikora tidak mampu memenuhi Tiga Tuntutan Rakyat. Melalui TAP MPRS No. XIII tahun 1966, Kabinet Ampera dipimpin oleh Presiden Sukarno bersama dengan Letnan Jenderal Soeharto.

Hampir satu tahun dualisme kepemimpinan politik terjadi di dalam kabinet dan parlemen Indonesia. Lewat perundingan yang alot akhirnya pada 22 Februari 1967, Sukarno mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden. Ketua MPRS, Jenderal Abdul Haris Nasution, kemudian melantik Soeharto menjadi Pejabat Presiden Republik Indonesia. Setahun kemudian, melalui Tap MPRS No. XLIV/MPRS/1968, Soeharto resmi dilantik menjadi presiden pada 27 Maret 1968 dalam Sidang Umum V MPRS.

2. Oil Boom yang terjadi pada periode 1970an berdampak pada perbaikan ekonomi Indonesia. Berikut yang merupakan latar belakang fenomena Oil Boom adalah…
(a) Boikot ekspor minyak yang dilakukan oleh negara-negara Arab yang tergabung dalam OPEC kepada Amerika Serikat.
(b) Ditemukannya sumber-sumber minyak baru di Amerika Serikat.
(c) Terganggunya produksi minyak dunia akibat Revolusi Iran.
(d) Kemajuan teknologi pertambangan minyak bumi.

Pilihlah
a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar

Kunci Jawaban: B
Pembahasan:
Soeharto berhasil memulihkan perekonomian Indonesia yang sempat terpuruk pada akhir masa pemerintahan Sukarno. Fokus pemulihan ekonomi dilakukan sekitar tahun 1966—1973. Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya menjalin kerjasama dengan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia, kembali menjadi anggota PBB, menghentikan konfrontasi dengan Malaysia, dan membuka investasi asing masuk ke Indonesia.
Di saat yang bersamaan, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat pesat karena efek dua kali fenomena Oil Boom yang terjadi sekitar tahun 1970-an. Pertama, pada tahun 1973—1974 negara-negara Arab yang tergabung dalam Organization of Petroleum-Exporting Countries (OPEC) melakukan boikot kepada Amerika dengan memotong jumlah ekspornya secara drastis. Ini menyebabkan harga minyak naik secara signifikan. Boikot ini dilakukan sebagai akibat dukungan Amerika dan negara-negara Barat kepada Israel dalam perang Yom Kippur melawan Mesir. Kedua, pada tahun 1978—1979 terjadi peristiwa Revolusi Iran yang mengakibatkan terganggunya produksi minyak dunia sehingga harga minyak menjadi mahal. Sebagai negara penghasil minyak bumi, kedua masa Oil Boom tersebut membuat pendapatan pemerintah meningkat tajam. Hal ini membuat pemerintah Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada investasi asing dan membiayai dana pembangunan secara besar-besaran. Sayangnya, karakteristik pemerintahan Soeharto yang bersifat militeristik dan cenderung membagi porsi politik ekonomi kepada sekelompok kecil elite pendukung membuatnya lekat dengan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

3. dr. Sulianti Saroso adalah pelopor gerakan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.
SEBAB
Beliau mewacanakan pembatasan fertilitas menggunakan alat kontrasepsi, kampanye anti pernikahan dini dan penyuluhan program kelahiran yang terencana.
Pilihlah
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
b. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanga tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
d. Jika penyataan salah dan alasan benar.
e. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah.

Kunci jawaban: A
Pembahasan:
Dalam hal pengendalian jumlah penduduk, pemerintah Orde Baru mencanangkan Program Keluarga Berencana (KB). Menurut laman resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), perintisan program Keluarga Berencana dimulai sejak pembentukan Perkumpulan Keluarga Berencana pada 23 Desember 1957 di Gedung Ikatan Dokter Indonesia. Meski ditentang pada masa Presiden Sukarno, gerakan tersebut mendapatkan angin segar pada masa Orde Baru. Salah satu sosok dokter pejuang yang mewacanakan pengendalian jumlah penduduk melalui pembatasan fertilitas menggunakan alat kontrasepsi, kampanye anti pernikahan dini, dan penyuluhan program kelahiran yang terencana ialah dr. Sulianti Saroso.

Pahlawan pejuang kesehatan masyarakat Indonesia lainnya ialah dokter Johannes Leimena (Bapak Puskesmas Indonesia) dan dr. Gerrit Augustinus Siwabessy (pelopor Puskesmas). Lewat puskesmas, usaha untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan masyarakat hingga ke pelosok dapat terwujud. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, pada tahun 1984, Menteri Kesehatan, bersama dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN), dan Menteri Dalam Negeri mengeluarkan instruksi bersama. Instruksi bersama ini berusaha mengintegrasikan kegiatan masyarakat untuk mempercepat penurunan angka kematian Ibu dan Bayi dalam satu wadah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Terdapat lima kegiatan posyandu, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), KB, imunisasi, pendidikan gizi, dan penanggulangan diare. Gerakan tersebut kemudian dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1986 di Yogyakarta. 

4. Petisi 50 merupakan salah satu bentuk protes para tokoh nasional terhadap pemerintahan Orde Baru. Beberapa tokoh yang ikut menandangani petisi ini antara lain…
(1) Moh. Hatta
(2) Ali Sadikin
(3) Jenderal Polisi Hoegeng
(4) S.K. Trimurti

Pilihlah
a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar

Kunci jawaban: E
Pembahasan:
Apakah kalian pernah mendengar Hukum III Newton dalam ilmu fisika berikut ini?
"Untuk setiap aksi, selalu ada reaksi yang sama besar dan berlawanan arah”

Meskipun berasal dari ilmu eksak, bunyi hukum Newton tersebut menggambarkan dengan baik peristiwa yang terjadi pada masa Orde Baru. Berikut uraian beberapa peristiwa bersejarah yang merupakan reaksi dari kebijakan-kebijakan pada masa Orde Baru.

Peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) tahun 1974 adalah puncak gunung es dari pergerakan kaum terpelajar yang sudah dimulai sejak 1970-an dalam rangka memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Awalnya, pemerintah membiarkan aksi-aksi yang dilancarkan mahasiswa tersebut. Akan tetapi, karena aspirasi yang tidak kunjung didengarkan, situasi semakin memanas dan gesekan pun tak terelakkan. Puncaknya terjadi ketika mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran menolak modal asing bersamaan dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka pada 14—17 Januari 1974. Sebagian peneliti menilai bahwa peristiwa ini merupakan tonggak sejarah kekerasan pada masa Orde Baru (Jazimah, 2013: 13).

Respon masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pada masa Orde Baru tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa, tetapi juga berasal dari kalangan tokoh nasional dan pejabat negara. Di antaranya adalah Moh. Hatta, Natsir, Ali Sadikin, Jenderal Polisi Hoegeng, S.K. Trimurti, Syafruddin Prawiranegara, dan sejumlah tokoh besar lainnya. Salah satu peristiwa penting yang menandai hal ini adalah Petisi 50. Petisi ini adalah gugatan yang ditandatangani lebih dari 50 tokoh nasional. Mereka menilai Soeharto telah menodai serta menyalahgunakan filosofi bangsa yaituvPancasila. Pemerintah pun bereaksi terhadap gerakan oposisi ini dengan memboikot para tokoh Petisi 50. Bahkan, mereka dilarang untuk pergi ke luar negeri. Meskipun tidak berhasil mencapai tujuan, Petisi 50 menjadi catatan berharga bagi usaha para tokoh oposisi yang berseberangan dengan kebijakan pemerintah. Aksi Petisi 50 ini merupakan sebuah upaya untuk menghidupkan demokrasi di tengah tirani Orde Baru.

5. Jumlah pengangguran meningkat selama krisis ekonomi melanda Indonesia.
SEBAB
Pada masa akhir Orde Baru banyak terjadi demonstrasi, unjuk rasa, pemogokan, dan kerusuhan.

Pilihlah
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
b. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
d. Jika penyataan salah dan alasan benar.
e. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah.

Kunci jawaban: B

B. Soal Esai Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang benar! 

1. Berikut adalah kutipan dari buku yang berjudul Catatan Seorang Demonstran halaman 159 tentang kegelisahan mahasiswa pada awal 1966.

Hari itu Jumat tanggal 7 Januari 1966. Aku tiba di Fakultas Sastra kira-kira jam 11.30 dengan mengendarai jip dari Drs. Nugroho Notosusanto. Ketika aku tiba di ruang Senat, terlihat suasana resah. Beberapa kelompok mahasiswa sedang asyik berbicara secara serius – tetapi panas – tentang kenaikan harga bus Rp200 menjadi Rp1.000. Suasana seperti ini sudah lama kuduga, jadi tidaklah terlalu mengejutkan bagiku. Beberapa hari yang lalu Ismid datang ke rumahku dan ceritera tentang kegelisahan yang terjadi dalam dunia mahasiswa, khususnya pembicaraan terakhir tentang situasi KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Menurut Ismid, mahasiswa-mahasiswa sekarang sudah tidak tahan lagi untuk hidup karena harga-harga yang melambung setinggi langit. Dan mereka menafsirkan bahwa politik kenaikan harga dari Pemerintah sekarang adalah usaha dari sementara Menteri untuk mengalihkan perhatian rakyat dari fokus Penggayangan Gestapu/PKI menjadi soal-soal kenaikan harga.

Sumber: Soe Hok Gie. (2005). Catatan Seorang Demonstran. Jakarta: LP3ES

Kutipan di atas menggambarkan situasi di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia beberapa hari sebelum Aksi Tritura dimulai.
Dengan mempertimbangkan informasi di atas, sebutkan minimal dua alasan mengapa mahasiswa saat itu bergerak meprotes pemerintah!

Kunci jawaban:
Anda dapat memilih dua dari jawaban di bawah ini:
• Kenaikan harga atau inflasi yang tidak terkendali.
• Keengganan pemerintah untuk segera bertindak tegas dalam merespon peristiwa G30S/PKI.
• Ketidakmampuan pemerintah dalam mengani krisis ekonomi dan politik.
• Adanya kekhawatiran bahwa pemerintah sengaja menaikkan harga sebagai pengalihan isu. 

2. Salah satu kebijakan pemerintah
Orde Baru adalah perluasan akses pendidikan melalui pendirian berbagai sekolah yang dikenal sebagai sekolah
inpres. Melalui program ini jumlah sekolah meningkat. Namun, mengapa perluasan akses ini belum dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?

Kunci Jawaban:
Perluasan akses dan penambahan jumlah sekolah tidak selalu diiringi oleh peningkatan kualitas pendidikan. Di antara penyebabnya, jumlah tenaga guru berkualitas yang kurang, penyebaran guru yang belum merata, serta kesenjangan fasilitas dan sumber belajar di tiap daerah.

3. Bacalah kutipan artikel dari Kompas edisi 16 Januari 1974 halaman 1 berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 3 dan 4!

Kerusuhan-kerusuhan hebat melanda ibu kota Jakarta sejak Selasa siang sampai malam, sebagai kelanjutan langsung ataupun tidak langsung demonstrasi-demonstrasi anti-Jepang. Aksi-aksi yang bersifat pengrusakan diketahui mulai meledak tidak lama setelah ribuan mahasiswa dan pelajar yang gagal menyerbu kompleks Istana Kepresidenan, tempat berlangsungnya pembicaraan antara PM Tanaka dan Presiden Soeharto.
... 
Pagi hari Selasa, sekitar 5.000 mahasiswa dan pelajar berbagai perguruan dan sekolah berkumpul di halaman kampus Universitas Trisakti. Mereka menghadiri “Appel Tribune 1974” sebagai berikut: “Turunkan Harga”, “Bubarkan Aspri”, dan “Gantung Koruptor-koruptor”. Acara ini diakhiri pembakaran boneka PM Tanaka yang dilambangkan sebagai “penjajah ekonomi”.

Massa tersebut yang semula bergerak jalan kaki secara tertib dari halaman FKUI Salemba Raya, semakin lama bertambah jumlahnya di perjalanan. Di beberapa tempat, mereka menurunkan bendera-bendera merah putih menjadi setengah tiang. Dialogdialog mereka lakukan dengan petugas keamanan. “Kami tahu, hati nurani bapak-bapak sama dengan kami. Sayang, bapak-bapak
terikat tugas,” kata mahasiswa-mahasiswa tersebut.

Sementara mereka bergerak, dari arah lain para pelajar dan pemuda juga datang berbondong-bondong menuju daerah sekitar istana. Mereka berbentrokan dengan petugas-petugas keamanan, antara lain di daerah Budi Utomo.

Berdasarkan informasi dari kutipan artikel di atas, mengapa para mahasiswa melakukan aksi pada 15 Januari 1974?

Kunci jawaban:
Mahasiswa melakukan aksi karena merasa tidak puas dengan pemerintah, terutama karena korupsi dan kenaikan harga yang berdampak pada ekonomi masyarakat. Selain itu, peristiwa ini juga dilatarbelakangi oleh sentimen anti-Jepang yang dianggap sebagai penjajah ekonomi.

4. Menurut kalian, mengapa para pelajar dan pemuda ikut bergabung dalam aksi mahasiswa tersebut?

Kunci jawaban:
Para pemuda dan pelajar ikut bergerak dengan mahasiswa karena mereka memiliki keresahan yang sama. Adanya kekecewaan terhadap pemerintah dan juga sentimen anti-Jepang membuat mereka turun ke jalan dan bergabung dengan mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya.

5. Jatuhnya pemerintahan Presiden Soeharto salah satunya disebabkan oleh krisis moneter Asia yang dimualai tahun 1997. Mengapa krisis keuangan yang berawal di Thailand dapat berpengaruh terhadap Indonesia?

Kunci jawaban:
Antara tahun 1980—1990 terjadi peningkatan pertumbuhan ekonmi yang luar biasa di Asia, termasuk Thailand dan Indonesia, sehingga semakin banyak investor asing yang menanamkan modalnya. Pada tahun 1997, banyak investor yang menarik dananya secara besar-besaran dari Thailand sehingga nilai tukar mata uang bath turun drastis. Sementara itu, hutang luar negeri tetap harus dibayar dalam dolar AS. Beban hutang ini akhirnya mengakibatkan gejolak keuangan di Thailand dan menjalar ke berbagai wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Para investor mulai ragu untuk menanamkan modal di negara-negara Asia Tenggara dan mulai menarik dolar AS yang mereka miliki dari negara-negara tersebut. Karena lemahnya sistem perekonomian dan perbankan Indonesia, negara kita kemudian juga ikut jatuh dalam krisis keuangan yang lantas berkembang menjadi krisis ekonomi dan politik.

Demikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan Contoh Soal Sejarah Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru Lengkap dengan Kunci Jawabannya. Semoga bermanfaat, membantu memudahkan seluruh rakyat Indonesia dalam belajar darimana saja dan kapan saja. Selamat dan semangat belajar. Silakan baca-baca postingan Sekolahmuonline yang lainnya.

Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga