Soal Sejarah Kelas 12 Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin + Kunci Jawabannya ~ sekolahmuonline.com

Soal Sejarah Kelas 12 Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin + Kunci Jawabannya ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan soal-soal pilihan ganda dan esai (essay/uraian) mata pelajaran Sejarah Kelas XII SMA/MA Kurikulum Merdeka. Kali ini Sekolahmuonline posting Soal Sejarah Kelas 12 Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin lengkap dengan kunci jawabannya.
Soal Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin + Kunci Jawabannya
Soal Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin Lengkap dengan Kunci Jawabannya

Soal-soal Sejarah Kelas 12 Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin ini cocok dipelajari oleh adik-adik kelas XII untuk persiapan menghadapi asesmen yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru. Silakan dibaca dan dipelajari, jangan lupa bagikan kepada yang lainnya. Cukup dengan meng-klik tombol share sosial media yang ada di bawah postingan ini.

Contoh Soal Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin

Sejarah kelas XII SMA/MA Kurikulum Merdeka terdiri dari empat bab, yaitu:
Bab 1 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin
Bab 3 Indonesia Masa Orde Baru
Bab 4 Indonesia pada Masa Reformasi

Nah, berikut ini Soal Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin. Silakan dibaca dan dipelajari, semoga bermanfaat. 
A. Soal Pilihan Ganda Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan memilih huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang benar dan tepat! 

1. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, dunia dilanda konflik baru yang dikenal dengan Perang Dingin.
SEBAB
USA meluncurkan Marshall Plan sebagai bantuan ekonomi untuk seluruh negara di Eropa.
Pilihlah
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat
b. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanga tidak menunjukkan hubungan sebab akibat
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah
d. Jika penyataan salah dan alasan benar
e. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah

Kunci Jawaban: C

2. Pemilu 1955 merupakan sebuah perhelatan bersejarah dalam perjalanan negara Indonesia. Makna penting dari peristiwa ini antara lain…
a. Mengakhiri krisis politik dan sistem demokrasi parlementer
b. Membuka jalan bagi terwujudnya demokrasi terpimpin
c. Menciptakan sirkulasi elit politik yang berimbang dan sehat
d. Merupakan perwujudan demokrasi dalam politik Indonesia
e. Merupakan peluang bagi partai besar untuk berkuasa

Kunci jawaban: D

3. Berikut ini yang merupakan latar belakang Daud Beureuh menyatakan Aceh bergabung dengan NII ialah
(1) kekecewaan terhadap hasil Perundingan Renville 1948
(2) kekecewaan karena pembangunan yang berpusat di Jawa
(3) kekecewaan pada pejabat pemerintah pusat yang berfoya-foya
(4) kekecewaan terhadap penurunan status Aceh menjadi Karesidenan

Pilihlah
a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar

Kunci jawaban: D

4. Pada masa Demokrasi Terpimpin, beberapa proyek mercusuar yang didanai oleh dana rampasan perang dari Jepang bermasalah.
SEBAB
Adanya skandal anggota komite serta tidak adanya transparansi dalam penggunaan dana rampasan perang.

Pilihlah
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
b. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanga tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
d. Jika penyataan salah dan alasan benar.
e. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah.

Kunci Jawaban: A

5. Berbagai peristiwa berikut yang merupakan bagian dari efek domino peristiwa G30S/PKI adalah…
(1) PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang
(2) Berakhirnya Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan Presiden Sukarno
(3) Marxisme, Komunisme dan Leninisme dilarang di Indonesia
(4) Diskriminasi terhadap anggota PKI dan organisi pendukungnya

Pilihlah
a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar

Kunci jawaban: E
B. Soal Esai Sejarah Kelas XII Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang benar! 

1. Perhatikanlah sumber foto dan narasi berikut!
Delegasi Kowani (Kongres Wanita Indonesia) dalam Konferensi Perempuan Asia Afrika tahun 1958 di Colombo. Dari kiri ke kanan: Nani Soewondo, S.K. Trimurti, Soehartini, Maria Ulfah Santoso, Hurustiati Soebandrio, Nyonya Soejono Prawirobismo, Nyonya Ilyas Sutan Pangeran, dan Kartini K. Radjasa. [Sumber: Yayasan Idayu/Perpusnas (1958)]

Pergerakan perempuan dalam kancah internasional makin terdengar gaungnya pasca-Konferensi Asia-Afrika pada 1955. Pada Konferensi Solidaritas Asia-Afrika di Kairo pada 1957, isu-isu perempuan pertama kali dibahas. Pada konferensi itu, Maria Ulfah Santoso menjadi ketua delegasi Indonesia. Kala itu, ia adalah ketua Kowani atau Kongres Wanita Indonesia, sebuah badan kontak yang menghimpun organisasi-organisasi wanita di Indonesi, dan merupakan salah satu inisiator kunci dari Konferensi Perempuan Asia-Afrika pada 1958.

Konferensi yang terinspirasi oleh Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung ini mempertemukan dan mendiskusikan bersama masalah-masalah mendasar yang dialami oleh perempuan dan anak di negara-negara Asia dan Afrika. Kongres Wanita Indonesia menjadi salah satu dari lima inisiator konferensi, di samping Women’s Welfare League of Union of Burma, The All Ceylon Women’s Conference, The All India Women’s Conference, dan All Pakistan Women’s Association. Sebanyak 120 delegasi dari 18 negara Asia dan Afrika hadir. Mereka mendiskusikan enam tema sentral, yaitu kesehatan, pendidikan, wanita dan kewarganegaraan, perbudakaan serta perdagangan wanita dan anak, masalah perburuhan, dan kerjasama erat di antara wanita Asia dan Afrika. Dikutip dari: Utama, W.S. (2022). “Maria Ulfah dan Dunia Poskolonial Asia yang Humanis” dalam Tirto.id.
https://tirto.id/maria-ulfah-dan-duniaposkolonial-asia-yang-humanis-gpFC
Dengan mempertimbangkan foto dan kutipan di atas, analisislah posisi dan peran para aktivis dan organisasi Kowani dalam konstelasi pergerakan perempuan Asia Afrika di tengah Perang Dingin!

Kunci Jawaban:
Foto tersebut memperlihatkan delapan orang anggota atau aktivis Kowani yang menjadi delegasi Indonesia pada Kongres Perempuan Asia-Afrika 1958 di Colombo. Pada foto itu, mereka terlihat mengenakan kebaya, kain batik, atau kain tenun tas, sanggul, dan dandanan yang rapi. Para perempuan ini terlihat percaya diri dengan identitasnya sebagai perempuan Indonesia. Para perempuan ini juga merupakan sebagian kecil dari perempuan Indonesia yang mengeyam pendidikan dan memiliki jaringan yang baik sehingga berkesempatan untuk mewakili Kowani dan Indonesia dalam konferensi yang penting di Asia dan Afrika.

Para perempuan ini termasuk perempuan yang progresif atau berpikiran maju pada zamannya. Kowani memainkan peranan penting dalam pergerakan perempuan di masa ini melalui keterlibatannya sebagai salah satu inisator Kongres Perempuan Asia-Asfrika pertama. Di tengah segala keterbatasan dan posisi perempuan saat itu yang masih dipandang sebelah mata, para perempuan ini mendiskusikan masalah-masalah penting dan masih relevan di masa kini, di antaranya masalah kesehatan, pendidikan, wanita dan kewarganegaraan, perbudakaan dan perdagangan wanita dan anak, masalah perburuhan, dan kerjasama erat di antara wanita Asia dan Afrika.

Penting untuk dicermati, dalam situasi Perang Dingin dan perebutan pengaruh di antara Blok Barat dan Blok Timur, posisi perempuan masih dianggap lebih rendah dari laki-laki. Melalui Kongres Perempuan Asia-Afrika, para perempuan ini menunjukkan bahwa perempuan Asia-Afrika memiliki solidaritas tinggi dan memainkan peran penting dalam mendorong berbagai diskusi terkait dengan berbagai masalah terkait perempuan.

2. Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi perpecahan di antara dwitunggal Sukarno-Hatta karena perbedaan pandangan politik. Mengapa Hatta tidak sepakat dengan Sukarno mengenai Demokrasi Terpimpin?

Kunci Jawaban:
Hatta adalah tokoh pergerakan nasional Indonesia yang sangat giat memperjuangkan terwujudnya demokrasi rakyat di Indonesia. Bagi Hatta, kemerdekaan Indonesia berarti berakhirnya “daulat tuan” dan dimulainya “daulat rakyat” yang diwujudkan dalam parlemen yang demokratis. Oleh karenanya, Hatta tidak sejalan dengan Demokrasi Terpimpin yang memusatkan kekuasaan di tangan Sukarno. Demokrasi Terpimpin memberikan kesempatan pada Sukarno untuk menjadi penguasa yang otoriter dan bertentangan dengan ide Hatta mengenai demokrasi.

3. Selama periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin terjadi banyak pergolakan daerah. Mengapa hal ini terjadi?

Kunci jawaban:
Beberapa konflik atau pergolakan daerah yang terjadi di Indonesia selama periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin berakar dari gejolak yang terjadi di masa sebelumnya, yaitu revolusi fisik. Permasalahan yang tidak terselesaikan turut berkontribusi pada pergolakan daerah di masa Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin, misalnya pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo. Selain itu, pada periode 1950-an, Indonesia sedang berusaha untuk bangkit dan membangun negeri setalah revolusi. Namun, pembangunan itu masih terkonsentrasi pada Pulau Jawa. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari daerah luar Jawa yang sebenarnya ikut menyumbang keuangan negara tapi kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat. Ketimpangan dan ketidakharmonisan hubungan antara pusat dan daerah ini memicu konflik dan pemberontakan daerah, misalnya dalam peristiwa PRRI/Permesta. Selain itu, periode ini juga ditandai oleh polarisasi kekuatan dan ideologi yang membuat situasi politik memanas serta menimbulkan konflik serta pemberontakan.

4. Bahasa Belanda tidak lagi diajarkan di sekolah sejak tahun ajaran 1951 setelah diberlakukannya UU Pendidikan dan Pengajaran tahun 1950. Mengapa hal ini terjadi?

Kunci jawaban:
Setelah berakhirnya revolusi nasional serta pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949, pemerintah Indonesia berusaha menata berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk pendidikan. Pada masa ini pemerintah berusaha menata pendidikan yang bercorak nasional dan berkebudayaan Indonesia serta menghilangkan pengaruh kolonial. Oleh karenanya, dalam UU Pendidikan dan Pengajaran tahun 1950, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pengantar yang digunakan di sekolah dan bahasa Belanda tidak lagi diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia sejak 1951.

5. G30S/PKI merupakan salah peristiwa yang kontrovesial dalam sejarah Indonesia. Bagaimanakah cara kalian menyikapi kontroversi seperti ini?

Kunci jawaban:
Kontroversi G30S/PKI terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dan subyektivitas sejarawan. Dalam menyikapi hal ini, sebaiknya kita harus berpikir kritis dan membandingkan satu versi dengan lainnya, serta mengecek sumber yang digunakan beserta pendapat dari versi yang berbeda. Dengan demikian kita akan dapat memiliki pandangan dan pengetahuan yang lebih luas dan berhati-hati dalam memahami sejarah.

Yang jelas Komunisme dilarang di Indonesia karena adanya Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.

Pelarangan ini diputuskan oleh Soeharto usai ia mengambil alih kekuasaan lewat Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Tap MPRS Nomor XXV/1966 ditetapkan oleh Ketua MPRS Jenderal TNI AH Nasution pada 5 Juli 1966.

Komunisme Dianggap Bertentangan dengan Pancasila khususnya Sila Ketuhanan. Sila pertama Pancasila sebagai dasar negara adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila pertama Pancasila memiliki arti bahwa negara Indonesia memegang teguh kepercayaan terhadap Tuhan dan menolak paham antiTuhan. Jika dilihat dari dasar komunisme murni yang menganggap agama sebagai candu belaka, memang bertentangan dengan sila ketuhanan.

Demikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan Contoh Soal Sejarah Kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin Lengkap dengan Kunci Jawabannya. Semoga bermanfaat, membantu memudahkan seluruh rakyat Indonesia dalam belajar darimana saja dan kapan saja. Selamat dan semangat belajar. Silakan baca-baca postingan Sekolahmuonline yang lainnya.

Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga