Soal SKI Kelas 6 Semester 2 Bab VII. Sunan Muria ~ sekolahmuonline.com

Soal SKI Kelas 6 Semester 2 Bab VII. Sunan Muria ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan contoh Soal Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) Semester Genap (Semester 2) lengkap dengan kunci jawabannya. Soal di bawah ini khusus membahas soal-soal Bab 7 tentang Sunan Muria.
Soal SKI Kelas 6 Semester 2 Bab VII. Sunan Muria dan Kunci Jawabannya
Soal SKI Kelas 6 Semester 2 Bab VII. Sunan Muria dan Kunci Jawabannya

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VI Semester Genap (Semester 2) terdiri dari 4 Bab. Keempat Bab tersebut adalah:
Bab VI. Sunan Kalijaga
Bab VII. Sunan Muria
Bab VIII. Sunan Kudus
Bab IX. Sunan Gunung Jati

Soal SKI Kelas VI Semester 2 Bab VII. Sunan Muria

Nah, berikut ini soal Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VI Semester Genap Bab 7 yang membahas tentang Sunan Muria.

Jawablah soal-soal di bawah ini!

1. Kenapa Sunan Muria lebih memilih tinggal di pegunungan, dan jauh dari keramaian kota!

2. Bagaimanakah sikap Sunan Muria dalam menghadapi tradisi tingkeban dan budaya masyarakat Jawa lainnya?

3. Siapakah yang menjadi sasaran dakwah Sunan Muria?

4. Bagaimana peran Sunan Muria dalam mengembangkan Islam?

5. Ahlak apa yang dicontohkan Sunan Muria saat melakukan dakwah Islam?

Kunci Jawaban Soal SKI Kelas 6 Semester 2 Bab VII. Sunan Muria

1. Kenapa Sunan Muria lebih memilih tinggal di pegunungan, dan jauh dari keramaian kota!

Jawaban:
Sunan Muria memilih tinggal di plosok , jauh dari perkotaan dan pusat kekuasaan. Ia bergaul dengan masyarakat pinggiran. Pilihan itu menunjukkan bahwa sosok Sunan Muria memiliki sifat yang sederhana dan bersahaja. 

2. Bagaimanakah sikap Sunan Muria dalam menghadapi tradisi tingkeban dan budaya masyarakat Jawa lainnya?

Jawaban:
Dalam berintraksi dengan masyarakat Sunan Muria menjaga tradisi lama tetap berlangsung tanpa memberikan perubahan selama tidak melanggar nilai-nilai Islam, seperti menerima upacara tingkeban atau mitoni. Tradisi tingkeban adalah upacara selamatan pada usia kehamilan ke tujuh. Acara tersebut diisi dengan acara membaca beberapa surah Al-Qur’an, dzikir dan doa.

3. Siapakah yang menjadi sasaran dakwah Sunan Muria?

Jawaban:
Daerah-daerah yang menjadi sasaran dakwah Sunan Muria merupakan daerah pertanian yang terpencil jauh dari keramaian kota.

Penjelasan:
Sunan Muria berdakwah di tengah masyarakat yang masih menganut Hindu-Budha dan mempunyai tradisi Jawa yang masih kental. Tradisi keagamaan tidak serta merta dihilangkan , melainkan diberi warna Islam dan dikembangkan menjadi tradisi keagamaan yang baru bernilai islami.

Sunan Muria mengajarkan penghayatan tentang kebenaran Tuhan Yang Maha Esa, ketaan kepada Allah, wirid, mencontohkan ahlak mulia dalam sehari-hari dengan kesederhanaan, dermawan dan dakwah yang disampaikan dengan arif dan bijaksana dalam menghadapi budaya masyarakat. Keberhasilan dakwah Sunan Muria mengembangkan dakwah Islam di daerah Jepara, Pati, Tayu, Juwan dan sekitar Kudus.

Daerah-daerah yang menjadi sasaran dakwah Sunan Muria merupakan daerah pertanian yang terpencil jauh dari keramaian kota. 

4. Bagaimana peran Sunan Muria dalam mengembangkan Islam?

Jawaban:
Dalam melakukan dakwah Islam di daerah Jawa, Sunan Muria punya peran penting
dalam mengembangkan agama Islam, yaitu :
- Menjaga Tradisi Lama dan Menginterpretasikannya ke Arah Fungsi Baru
- Mengadakan Perombakan setting Budaya dan Tradisi Keagamaan dalam Cerita Wayang 

Penjelasan:
Dalam melakukan dakwah Islam di daerah Jawa, Sunan Muria punya peran penting
dalam mengembangkan agama Islam, yaitu :
1. Menjaga Tradisi Lama dan Menginterpretasikannya ke Arah Fungsi Baru
Sunan Muria dikenal sebagai pecinta seni dan budaya. Praktik kehidupan masyarakat di sekitar Muria menunjukkan harmoni antara Islam dengan budaya setempat. Diantara perannya dalam mengembangkan Islam di Jawa sebagai berikut ini:
a) Dalam berintraksi dengan masyarakat Sunan Muria menjaga tradisi lama tetap berlangsung tanpa memberikan perubahan selama tidak melanggar nilai-nilai Islam, seperti menerima upacara tingkeban atau mitoni. Tradisi tingkeban adalah upacara selamatan pada usia kehamilan ke tujuh. Acara tersebut diisi dengan acara membaca beberapa surah Al-Qur’an, dzikir dan doa.
b) Menambah upacara-upacara dalam tradisi lama dengan tradisi baru. Seperti memasukkan nilai dan ajaran Islam dalam praktik pernikahan yang telah berjalan sehingga meskipun ada budaya Jawa, tetapi syarat dan rukun pernikahan ditentukan berdasarkan ajaran Islam.
c) Mengganti sebahagian unsur lama dalam satu tradisi baru. Seperti mengganti tujuan membakar kemenyan dalam slametan. Dalam praktiknya sebelumnya, selametan atau sesajen diberikan kepada sosok makhluk halus maka dakwah para wali mengganti tujuan slametan untuk mencari ridho dan pertolongan Allah Swt. Demikian juga, tradisi bancakan atau makan besar dalam acara slametan dengan tumpeng yang sebelumnya dipersembahkan ke tempat-tempat angker diubah menjadi kenduri yaitu upaya mengirim doa kepada leluhur dengan doadoa Islam di rumah orang yang mengadakan tradisi tersebut.

2. Mengadakan Perombakan setting Budaya dan Tradisi Keagamaan dalam Cerita Wayang
Sebagaimana pendekatan dakwah Wali Songo lainnya, Sunan Muria berdakwah melalui pendekatan seni dan budaya melalui pertunjukan wayang gubahan Sunan Kalijaga, menggubah isi cerita, dan melakukan perombakan setting budaya dan tradisi keagamaan yang ada di masyarakatdan menanamkan pesan-pesan tauhid dan ahlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, seperti Pakem Ramayana yang sudah diislamkan, dengan cepat masyarakat menganggap bahwa cerita Ramayana dan Mahaberata versi Wali Songo itulah yang benar.begitu pula dalam cerita wayang tokoh Bhima yang sebelumnya diberikan karakter kejam dan kasar dikenal dengan nama Wrekodhara (srigala), saat bertemu Dewa Ruci memperoleh pencerahan rohani berubah menjadi orang baik dan jujur. 

5. Ahlak apa yang dicontohkan Sunan Muria saat melakukan dakwah Islam?

Jawaban:
Dalam usaha menyebarkan dan mengembangkan dakwah Islam di Indonesia, Sunan Muria patut menjadi teladan dalam sikap Positif yang ditunjukkan.
1. Sederhana dan bersahaja
Sunan Muria memilih tinggal di plosok , jauh dari perkotaan dan pusat kekuasaan. Ia bergaul dengan masyarakat pinggiran. Pilihan itu menunjukkan bahwa sosok Sunan Muria memiliki sifat yang sederhana dan bersahaja.
2. Moderat dan toleran
Dalam berdakwah Sunan Muria mengikuti gaya Sunan kalijaga, yaitu berdakwah
dengan maemasukkan ajaran agama lewat berbagai tradisi keagamaan. Misalnya tradisi kenduri yaitu membaca zikir, tahlil dan doa bagi orang muslim yna sudah meninggal di hari ketiga atau nelung ndina, hari ke empat puluh atau matang puluh, hari ke seratus atau nyatus, sampai hari ke seribu atau nyewu, tidak diharamkannya. Ia menggantikan tradisi bakar kemenyan, membaca mantra dengan bacaan doa, salawat dan sedekah
3. Dermawan
Sunan Muria mengajarkan agar masyarakatnya menciptakan keselarasan dan perdamaian sesama penduduk melalui sedekah atau pemberian makanan kepada tetangga. Ia mencontohkan dengan sikap dermawan dan menagajari penduuk saling memberikan makanan

Demikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan Contoh Soal Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) Semester Genap (Semester 2) Bab 7 Sunan Muria lengkap dengan kunci jawabannya. Semoga bermanfaat. Silakan baca-baca postingan Sekolahmuonline yang lainnya.

Lengkap rangkuman atau ringkasan (review) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) Semester Genap (Semester 2) Kurikulum 2013 semua Bab silakan baca pada postingan-postingan di bawah ini:
Lengkap soal dan kunci jawabannya Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) Semester Genap (Semester 2) Kurikulum 2013 semua Bab silakan baca pada postingan-postingan di bawah ini:
Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga