Sebutkan dan Jelaskan Tingkatan Ghadhab [PAIBP Kelas 10 Bab 8 Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah] ~ sekolahmuonline.com

Sebutkan dan Jelaskan Tingkatan Ghadhab [PAIBP Kelas 10 Bab 8 Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah] ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, Sifat temperamental atau ghadhab dalam pandangan Islam merupakan refleksi dari sifat setan yang keji. Ia akan memperdaya manusia melalui kemarahannya.
Penjelasan singkat, padat, dan jelas tentang tingkatan Ghadhab
Dalam keadaan marah, seseorang akan sangat mudah melakukan perbuatan-perbuatan keji yang lain karena ketidakmampuan mengendalikan amarahnya. Setiap orang memiliki temperamen yang berbeda-beda, sehingga sesunguhnya sifat temperamental merupakan sifat hati yang harus dikelola agar setiap kemarahan tersebut tidak bersifat destruktif atau merusak.

Pada postingan sebelumnya Sekolahmuonline sudah menyajikan postingan tentang Pengertian Ghadhab dan Faktor-faktor Penyebab Kemarahan (Ghadhab)

Pada postingan kali ini, sesuai judul kita akan membahas tentang Tingkatan Ghadhab atau Sifat Temperamental ini. Ada berapa tingkatkan ghadhab, seperti apa penjelasan dari masing-masing tingkatan, temukan jawabannya pada ulasan di bawah ini.

Tingkatan Sifat Temperamental (Ghadhab)

Sifat Ghadhab ada beberapa tingkatan. Berikut ini merupakan tingkatan sifat temperamental (ghadhab) dalam kehidupan dan penjelasannya.

1) Golongan Marah Berlebihan (Ifrath)

Golongan Marah Berlebihan (Ifrath) yaitu golongan yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan sifat pemarah, lalu bersikap berlebihan sehingga kehilangan kendali terhadap akal sehatnya.

Seringkali golongan ini akan berteriak dan membentak dengan suara yang kasar dan adakalanya sampai terjadi pemukulan dan amukan hingga menyebabkan terjadinya pertumpahan darah. 

Marah yang tidak dapat dikendalikan juga dapat membentuk perasaan dendam, benci dan dengki sehingga mendorong seseorang untuk melakukan pembalasan terhadap orang yang menjadi sumber kemarahannya.

Sifat temperamental (ghadhab) yang berlebihan ini terbentuk karena 2 faktor, yaitu:
1) faktor pembawaan;
2) faktor kebiasaan.

Tidak sedikit sifat pemarah tersebut merupakan sifat bawaan sehingga pembawaan, watak dan wajahnya seolah-olah menampakkan ciri khas sebagai seorang pemarah.

Namun adakalanya sifat pemarah itu terbentuk dari pembiasaan, pola asuh, lingkungan tempat tinggal sehari-hari, faktor pergaulan dan juga bentukan dari habituasi lingkungan di sekitarnya.

Pembawaan dan kebiasaan itulah yang mudah menyulut suasana hati seseorang menjadi lekas panas dan mudah marah, karena sesungguhnya marah adalah salah satu sifat setan, dan setan terbuat dari api sebagaimana sabda Rasulullah Saw. berikut ini:

عَنْ جَدِّ عَطِيَّةَ وَقَدْ كَانَتْ لَه’ صُحْبَةٌ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللِّٰه صلى الله عليه وسلم اِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ اِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَاِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِاالْمَاءِ فَاِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ فَاالْيَتَوَضَّأْ (رواه ابو داود)

Artinya: Dari Nenekku ‘Athiyyah RA, dia memiliki shahabat dan dia berkata bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya marah itu datangnya dari setan, dan setan diciptakan dari api dan sesungguhnya api itu dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang di antara kamu marah, maka hendaklah dia berwudu” (H.R. Abu Daud)

Catatan:
Hadits ini menurut para kritikus hadits dianggap sebagai Hadits Dhaif. Diantara ulama yang mendhaifkan adalah Imam An-Nawawi dalam Al-Khulashah (1/122).
Meskipun hadits tersebut secara sanad dhaif, para ulama menyebutkan bahwa hadits tersebut maqbul (diterima) dan shahih secara maknanya. Wallahu a'lam bish-shawab.
Lihat pembahasannya pada: islamqa.info

2) Golongan yang Tidak Memiliki Sifat Marah (Tafrith)

Golongan yang Tidak Memiliki Sifat Marah (Tafrith) yaitu golongan yang tidak bisa marah. Merupakan kebalikaan dari golongan ifrath. Golongan ini sama sekali tidak akan menunjukkan sikap marah terhadap apa pun yang terjadi di sekitarnya.

Pada golongan orang yang seperti ini, menghadapi urusan agama yang dihina maupun diinjak-injak oleh golongan lain pun, mereka akan bersikap acuh, tidak peduli dan tidak memiliki hasrat untuk melakukan pembelaan terhadap kebenaran.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang merupakan manusia yang paling tawadlu pun, akan tetap marah dan mempertahankan agamanya serta menentang musuh-musuhnya bila mana diperlukan.
Golongan yang Tidak Memiliki Sifat Marah (Tafrith) ini, apabila terjadi pelanggaran hak terhadap keluarga maupun dirinya, ia akan tetap bersikap melunak, lemah dan tidak berbuat apa-apa, sehingga jelaslah bahwa orang yang memiliki sikap tafrith termasuk golongan yang tercela dalam pandangan agama.

3) Golongan yang Mampu Berlaku Adil dan Proporsional (I’tidal)

Golongan yang mampu berlaku adil dan proporsional (I’tidal) yaitu golongan moderat yang berada di antara ifrath dan tafrith.

Golongan I’tidal ini tidak akan kehilangan sifat pemarah sama sekali tetapi akan marah hanya pada saat-saat tertentu dengan kemarahan yang proporsional.

Sifat marah yang proporsional adalah marah yang timbul karena sesuatu melanggar larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dalam rangka membela agama Islam dan umatnya

Demikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan pembahasan tentang Tingkatan Ghadhab (Marah) atau Sifat Temperamental. Semoga kita semua dijauhkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari masuk golongan Ifrath dan Tafrith. Diberi taufik dan hidayah serta 'inayah untuk dekat dan masuk Golongan yang Mampu Berlaku Adil dan Proporsional (I’tidal). Aamin.

Semoga bermanfaat. Silakan baca-baca postingan Sekolahmuonline yang lainnya. 

Baca juga postingan Sekolahmuonline yang menyajikan contoh soal bab ini:
Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga