Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab Perang Dunia I dan II! ~ sekolahmuonline.com
Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab Perang Dunia I dan II! ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan soal yang membahas tentang Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Soal ini selain untuk pengetahuan umum juga merupakan bagian dari materi pembahasan Sejarah Kelas 11 Bab Pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II Bagi Kehidupan Politik Global.
Sejarah kelas XI bab ini terbagi menjadi 4 kegiatan pembelajaran yaitu:
- Kegiatan Pembelajaran Pertama: Perang Dunia I dan Perang Dunia II
- Kegiatan Pembelajaran Kedua: Pengaruh Perang Dunia I Bagi Kehidupan Politik Global
- Kegiatan Pembelajaran Ketiga: Pengaruh Perang Dunia II Bagi kehidupan politik Global
Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab Perang Dunia I!
Jawaban ringkas:
Faktor penyebab Perang Dunia I yaitu:
» Penyebab umum dari Perang Dunia I antara lain adalah: Perlombaan senjata dan industri antar negara-negara di Eropa, Politik aliansi dan rasa etnosentrime yang berlebihan
» Penyebab khusus dari Perang Dunia I yang menjadi penyulut terjadinya perang adalah pembunuhan Putra Mahkota Austria-Hongaria, Franz Ferdinand di Sarajevo pada tahun 1914 oleh kelompok teroris yang dituding didukung oleh militer Serbia.
Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab Perang Dunia II!
Jawaban ringkas:
Perang Dunia II terjadi antara lain disebabkan oleh adanya ideologi Fasisme yang muncul di negara-negara Jerman, Jepang dan Italia, selain itu kegegalan LBB dan kebijakan Appeasement yang dilaksanakan oleh Inggris dan Perancis juga turut menyebabkan pecahnya perang dunia II.
Itulah jawaban ringkas tentang faktor-faktor penyebab Perang Dunia I dan II. Untuk penjelasan lebih detail lagi, silakan lanjutkan membaca keterangan di bawah ini.
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia I!
Jawaban:
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia I
Faktor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia I ada yang merupakan faktor penyebab umum dan ada faktor penyebab khusus.
Berikut ini faktor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia I:
1) Penyebab Umum Perang Dunia I
a) Persaingan Industri dan kekuatan militer antara negara Jerman dan Inggris
Jerman adalah kekaisaran besar selepas unifikasi Jerman dibawah pemerintahan kanselir Otto Von Bismarck pada tahun 1871, selepas berhasil menyatukan Jerman, baik yang berada di kawasan Germania, maupun yang berada di daerah negara lain, para kanselir penerus Otto Von Bismarck mulai melakukan berbagai politik ekspansi untuk memperkuat negaranya, begitupun dengan dengan negara eropa lain seperti Inggris, Inggris ketika itu telah mendominasi seperempat dunia dibawah penjajahannya dan semakin kuat di bidang kelautan
Rasa terancam oleh kekuatan militer negara lain membuat Jerman semakin menggonjot produksi alat-alat persenjataan dan militernya, sejak 1910 hingga 1914 Jerman telah menaikkan anggaran pertahanannya sebanyak 73% dan hal ini membuat negara-negara Eropa lain, termasuk Inggris yang juga merasa terancam dengan kekuatan militer Jerman. Akhirnya negara-negara di Eropa saling memperkuat Angkatan bersenjatanya masing-masing.
b) Politik aliansi antar negara-negara di Eropa
Apakah kamu tahu Aliansi ? apa yang kamu tahu tentang aliansi ? apabila kamu pernah melihat/mendengar di berita tentang tawuran antar Geng, kamu pasti terbayang biasanya apa yang menyebabkan tawuran antar geng tersebut, biasanya ada salah satu anggota geng yang mengaku telah dipukul atau disakiti oleh geng lain, hal ini kemudian memancing rasa solidaritas dari sesama anggota geng yang bermaksud membalas perbuatan terhadap anggotanya, akhirnya terjadilah tawuran antar geng tersebut, sungguh sesuatu yang tidak berguna bukan??
Nah, bila kamu sudah dapat membayangkan geng dengan anggota-anggotanya, kamu sudah pasti terbayang apa yang disebut aliansi, bila geng biasanya diikuti oleh orang per-orang, maka Aliansi diikuti oleh negara-negara memiliki ketakutan dan rasa terancam yang sama, yaitu terancam oleh suatu negara atau suatu aliansi lain.
Aliansi-aliansi yang muncul di Eropa membuat suasana makin memanas karena masing-masing pihak selalu berupaya untuk terlihat lebih kuat daripada aliansi lain. Suasana ini merupakan bahan bakar yang sangat cukup untuk memulai sebuah perang. Italia merupakan satu-satunya negara yang ikut dalam aliansi Triple Alliance namun kemudian dalam Perang Dunia I dia keluar dan bergabung ke dalam aliansi Triple Entente, penyebabnya antara lain adalah Italia dijanjikan wilayah Dalmatia dapat menjadi wilayahnya oleh Inggris dan Perancis.
Perlu diingat bahwa dalam PD I pihak yang berperang biasa disebut sebagai Blok Central (Jerm, Aus-Hong, Turki) melawan Blok Sekutu (UK, Fr, Rus, AS)
c) Etnosentrisme yang berlebihan
Etnosentrisme adalah rasa kebanggaan yang berlebihan terhadap etnis atau sukunya, paham ini muncul di awal abad ke XX baik dari pihak orang-orang Jerman maupun dari pihak orang-orang Slav, Orang Jerman melakukan unifikasi atau penyatuan yang berkeinginan menyatukan seluruh wilayah yang berbahasa Jerman kedalam satu kekaisaran, meskipun wilayah tersebut telah menjadi milik negara lain, sedangkan etnosentrisme muncul pula di kalangan orang-orang Slav, etnis Slav adalah penduduk yang tinggal di wilayah Rusia, Ukraina, hingga ke semenanjung Balkan, orang-orang Slav pada saat itu pula berkeinginan agar seluruh etnis slav, khususnya etnis Slavia selatan, bergabung di dalam satu negara, gerakan ini umumnya disebut Pan-Slavisme, sedangkan menjelang pecahnya Perang Dunia I, wilayah Bosnia merupakan wilayah milik dari kekaisaran Austria-Hongaria, kasus ini yang kemudian memancing berbagai peristiwa yang akan menjadi penyulut dari Perang Dunia I, yaitu penembakan terhadap Putra Mahkota Austria-Hongaria yang pada saat itu berada di Sarajevo, Ibukota Bosnia.
2) Penyebab Khusus Perang Dunia I
Apabila kamu sudah membaca penyebab khusus dari Perang Dunia I, pasti kamu sudah membayangkan betapa di Eropa pada tahun 1914, hanya cukup sebuah pemantik/penyulut yang kemudian menjadi ledakan besar peperangan, rasa sentimen antar aliansi dan perlombaan persenjataan akhirnya mencapai titik didih ketika terjadi sebuah peristiwa penting di Sarajevo, Ibukota Bosnia pada tanggal 18 Juni 1944.
Ketika itu, Kekaisaran Autria-Hongaria telah menduduki Bosnia dan menjadikannya sebuah provinsi baru di kekaisaran tersebut, hal ini sangat bertentangan dengan kemauan kaum Pan-Slavisme, maka gerakan-gerakan yang memprotes pendudukan Austria-Hongaria di Bosnia terus dilancarkan oleh orangorang yang menganut paham Pan-Slavisme, salah satunya adalah menyabotase parade Putra Mahkota termasuk membunuhnya.
Pangeran Franz Ferdinand adalah putra mahkota dari Franz Joseph, pada Juni 1914, sedang melakukan kunjungan ke Sarajevo dalam rangka peresmian sebuah rumah sakit, namun ternyata kedatangannya telah ditunggu oleh kaum konspirator atau organisasi teroris yang berpaham Pan-Slavisme, organisasi ini dikenal dengan nama Black Hand.
Penembakan terhadap putra mahkota Kekaisaran Austro-Hongaria yang bernamacFranz Ferdinand di Sarajevo sontak membuat Kekaisaran Austria-Hongariacmenjadi marah besar, Kaisarnya yaitu Franz Joseph, yang juga merupakan ayah dari Franz Ferdinand lantas menuding bahwa pembunuhan anaknya pasti didalangi oleh organisasi teroris yang disokong oleh para pejabat militer Serbia, Austria-Hongaria segera menargetkan amarahnya kepada Serbia yang dianggap bertanggung jawab terhadap pembunuhan anaknya tersebut.
Jerman, sebagai sekutu dari Austria-Hongaria berdiri di belakang AustriaHongaria dan menjaga agar negara-negara lain di Triple Entente tidak campur tangan terhadap krisis ini, malangnya, Rusia sebagai negara penyokong etnis Slav terbesar mau tidak mau harus terlibat dalam peperangan antara Austria-Hongaria, meskipun harus menghadapi sepupunya sendiri (Kaisar Wilhelm II dari Jerman).
Ketika ultimatum dari Austria-Hongaria kepada Serbia tidak dipenuhi, tidak ada alasan lagi untuk Jerman dan Austriavuntuk tidak melakukan serangan ke Serbia, Perang Dunia I pun pecah.
Negara Rusia kini terseret dalam peperangan, sekutu-sekutunya yaitu Perancis dan Inggris pada awalnya masih berupaya tidak terseret dalam peperangan, Namun melihat adanya mobilisasi pasukan besar-besaran dari Jerman khususnya ke arah Barat (Perancis) maka Perancis pun mengambil ancang-ancang untuk menerima serangan dari Jerman, niat Perancis ini pun diperkuat dengan adanya keinginan untuk merebut kembali wilayah Alsace-Lorraine dari tangan Jerman. Sedangkan Inggris masih berupaya menyelesaikan krisis ini dengan jalur damai, bahkan Inggris menawarkan diri untuk membantu menggelar dialog antara Austria-Hongaria dan Serbia, Jerman menolak dan Austria-Hongaria menginginkan perang. Maka ketika akhirnya Jerman menyerbu Belgia sebagai langkah untuk menyerang Perancis, Inggris (yang terikat perjanjian dengan Belgia) harus menyatakan perang juga kepada Jerman.
Sedangkan Italia yang awalnya merupakan bagian dari Triple Alliance justru membantu Inggris dan Perancis untuk menyerang Jerman dan Austria-Hongaria karena pada tahun 1915, para pemimpin negara Inggris dan Perancis menjanjikan kepada Italia wilayah Dalmatia yang diduduki oleh Austria-Hongaria, sementara di lain pihak, Turki Usmani/Ottoman justru bergabung dengan Jerman dan Austria-Hongaria karena memiliki musuh yang sama, yaitu Rusia dan negara-negara Slav di kawasan Balkan.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia II!
Jawaban:
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia II
Masih ingatkah penyebab umum dari Perang Dunia I, bila saat itu Jerman dan Austria-Hongaria memiliki kedekatan sebagai sesama anggota Triple alliance dan kekaisaran, kali ini Jerman memiliki kedekatan ideologis dengan Italia sesama penganut Fasisme dan rezim yang militeristik. Ideologi fasisme yang dianut oleh Jerman dan Italia pada akhirnya membangun sebuah sentimen nasionalisme yang sangat berlebihan sehingga menganggap bangsa lain lebih rendah (chauvinisme), kemudian karena menganggap bangsa lain lebih rendah dari bangsanya, maka mereka membenarkan adanya pendudukan dan penguasaan terhadap suatu wilayah demi tercapainya kemakmuran bagi rakyat dan bangsanya sendiri.
Lalu bagaimanakah dengan negara-negara pemenang Perang Dunia I ? telah dijelaskan di atas, negara Inggris dan Perancis masih sibuk untuk mengembalikan kondisi mereka sendiri akibat terjadinya Great Depression, untuk itu, atas tindakan Jerman yang berideologi fasisme, mereka melakukan sebuah kebijakan yang disebut sebagai kebijakan” Appeasement”. Secara harafiah, kebijakan ini memiliki arti mengalah.
Tindakan mengalah yang dilakukan Inggris dan Perancis terhadap Jerman ini berupaya untuk meredakan ketegangan dan berharap Jerman tidak melakukan upaya-upaya yang mengancam kestabilan eropa secara lebih besar. Kebijakan Appeasement yang dilakukan Inggris salah satunya adalah membiarkan Jerman kembali menempatkan pasukannya di Rhineland, yang merupakan wilayah zona demiliterisasi sesuai perjanjian Versailles, namun kebijakan Appeasement yang dilakukan Inggris dan Perancis akhirnya membiarkan pasukan Jerman bercokol disana dengan dalih bahwa kawasan Rhineland sejak dulu memang miliki Jerman.
Kebijakan Appeasement yang paling kentara dilakukan Inggris dan Perancis adalah pada perjanjian Munich yang terjadi pada September 1938. Pada tahun 1938, Jerman menginvasi wilayah Sudetenland yang dikuasai Cekoslovakia, pada saat itu Jerman mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari wilayah Jerman raya yang berarti menjadi hak Jerman, karena khawatir akan terjadinya peperangan bila tuntutan Jerman ditolak, maka Inggris, Perancis, Jerman dan Italia menandatangani Perjanjian Munich yang mengesahkan penguasaan Jerman terhadap kawasan sudetenland, namun perjanjian munich itu sendiri tidak mengikutsertakan Ceko sebagai pemilik sah kawasan Sudetenland, Ceko protes kepada Inggris dan Perancis, namun hal tersebut tidak membuat keputusan perjanjian Munich itu berubah, Inggris dan Perancis berharap sudetenland adalah kawasan terakhir yang dicaplok oleh Jerman, yang terbukti 100% ternyata mereka salah.
Jerman dan Italia yang pada akhir tahun 1930-an menjadi lebih agresif, setelah menduduki Rhineland (1937), Sudetenland (1938), Cekoslovakia (1938), dan akhirnya pada 1 september 1939 Jerman menyerbu Polandia, yang menjadi gong penanda dimulainya Perang Dunia II. Inggris dan Perancis tidak tinggal diam terhadap serangan Jerman ke Polandia, negara-negara tersebut akhirnya meninggalkan kebijakan Appeasement nya dan menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September 1939. Sebelum terjadi penyerbuan ke Polandia, kita simak terlebih dahulu bagaimana Jerman menjalin perjanjian-perjanjian dengan beberapa negara yang terlibat dalam Perang Dunia II, Jerman menandatangani sebuah Pakta poros Roma – Berlin pada Mei 1936 yang menandai kesolidan antara Jerman dan Italia, selain itu, Jerman juga menandatangani pakta anti Komintern (komunis internasional) dengan Jepang pada November 1936. Kedua perjanjian ini menegaskan ketiga negara fasis tersebut terikat sebuah aliansi militer secara penuh. Blok ini kemudian disebut sebagai Blok Axis atau Poros, sedangkan yang menjadi lawan mereka adalah Blok Sekutu (Allied) yang terdiri dari Inggris, Perancis, Uni Soviet, China dan Amerika Serikat, serta negara-negara lain yang terancam oleh kekuatan Blok Axis.
Ketiga negara di atas (Jerman, Italia, dan Jepang) tergabung dalam sebuah aliansi yang disebut Poros Roma-Berlin-Tokyo. Pihak lain menyebut mereka adalah blok axis dengan ideologicFasisme di tiap negara tersebut. Sebenarnya apa ideologi Fasisme yang dianut oleh ketiga negara tersebut, dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan ketiga negara tersebut yang pada akhirnya membawa dunia, sekali lagi, terlibat dalam Perang mega besar, yaitu Perang Dunia II.
Permasalahan dari ideologi Fasisme selain bersifat totalitarian, ideologi tersebut juga memiliki seperangkat doktrin yang membuat pandangan merendahkan bangsa lain. Di Jepang, terdapat doktrin Hakko I-Chiu (secara harafiah berarti dunia delapan penjuru dalam satu atap) dengan doktrin ini, Jepang menganggap mendapat amanat untuk membangun kemakmuran bagi asia timur raya dengan Jepang sebagai pemimpinnya, sekilas doktrin ini terlihat sebuah inisiatif baik demi kemakmuran bersama, namun dalam penerapannya, itu berarti Jepang sah-sah saja untuk memasuki wilayah negara lain, menumbangkan penguasanya dan mendirikan pemerintahan sesuai dengan keinginan Bangsa Jepang, tentu saja hal ini salah besar.
Begitupula di Jerman, dengan adanya doktrin Lebensraum (secara harafiah adalah ruang hidup) dimana Jerman merasa dirinya adalah bangsa lebih unggul dibanding Ras lain, dengan karunia bermata biru dan berambut pirang serta berhidung mancung, Jerman merasa, Ras Arya (ras dominan di Jerman) adalah peimpin yang ditakdirkan untuk memimpin dunia dibawah satu pemerintahan maka untuk mencukupi kehidupan ras terunggul di dunia ini, maka Jerman mengesahkan adanya pendudukan di kawasan negara lain demi menciptakan ruang hidup bagi para kelas atas bangsa Jerman.
Dihembuskannya doktrin-doktrin ini di negara-negara Fasis menjadi penguat dan pembenaran bagi adanya pendudukan kawasan dan wilayah negara lain, sebut saja Jepang menyerbu tiongkok (1937), Italia menginvasi Ethiopia (1937), pendudukan Jerman di kawasan Sudetenland (1938), Cekoslovakia (1938) dan akhirnya Polandia (1939) yang akhirnya memulai pecahnya Perang Dunia II. Sedangkan penyerangan Jepang ke Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, menandai dimulainya Perang Dunia II di Front Pasifik antara Jepang melawan sekutu.
Demikian penjelasan ringkas dan detail tentang Faktor-faktor Penyebab Perang Dunia I dan II. Semoga bermanfaat. Membantu memudahkan Anda dalam belajar sejarah di mana saja dan kapan saja. Selamat dan semangat belajar. Silakan baca-baca postingan Sekolahmuonline yang lainnya.