Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman ~ sekolahmuonline.com

Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan contoh soal Bahasa Indonesia Kelas X SMA Kurikulum Merdeka (Merdeka Belajar). Pada postingan kali ini Sekolahmuonline sajikan soal Bahasa Indonesia Kelas X Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman.
Soal Bahasa Indonesia Kelas X Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman lengkap dengan kunci jawaban atau pembahasannya
Bahasa Indonesia Kelas X Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman berisi beberapa pembahasan dan kegiatan pembelajaran, yaitu:
A. Mengidentifikasi Ide dan Makna Kata dalam Hikayat
B. Membandingkan Karakterisasi dan Plot pada Hikayat dan Cerpen
C. Menggunakan Kaidah Bahasa dalam Hikayat dan Cerpen
D. Menulis Cerpen Berdasarkan Nilai dalam Hikayat
E. Membuat Media Presentasi Berupa Video Gerak Henti
F. Mempresentasikan Cerita Pendek dengan Media yang Tepat

Soal Bahasa Indonesia Kelas X Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman

Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat! 

1. Jelaskan pengertian hikayat! 

Jawaban:
Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan.
Sastra hikayat ialah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana. Unsur rekaan merupakan ciri menonjol dan pada lazimnya mencakup bentuk prosa yang panjang.

Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.

2. Carilah contoh hikayat kemudian bacakanlah di depan kelas agar didengar oleh teman-temanmu yang lainnya. Usahakan antara yang satu dengan yang lainnya berbeda hikayat yang dibacakannya! 

Jawaban:
Contoh Hikayat berjudul Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak:

Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar.

Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.

Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.
 
Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.        
“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?”
           
 “Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam.

“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang.
“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”
“Datu, tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut. Kalau terlalu lama di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji akan mengabdi padamu, bila engkau menolongku...” Raja Ikan Todak mengiba-iba. Seolah sulit bernapas, insangnya membuka dan menutup.
“Baiklah,” Datu Mabrur berdiri. “Sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya, aku akan menolongmu.

“Apa pun permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita? Ingin berkeliling dunia, bersama ikan paus dan lumba-lumba?”    
“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti....” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini.
“Akan kukerahkan rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera. Sebelum matahari terbit esok pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!” jawab Raja Ikan Todak.
Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan memenuhi sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?”
“Setuju, Datu...,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah.
Ia sangat membutuhkan air.
Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum. Dengan hati-hati, dilepaskannya tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu diusapnya lembut.
Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan itu menggerak-gerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria.
“Sa-ijaan!” seru Raja Ikan Todak sambil melompat di permukaan laut.
“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh perlahan, tapi pasti. Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak.
Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan!

Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan...!”

Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi sumpahnya! Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur.

Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.

Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru.

[Sumber Hikayat: Buku Bahasa Indonesia Kelas X SMA]

3. Meskipun hikayat dan cerpen sama-sama merupakan cerita naratif berupa fiksi, ada perbedaan antara keduanya. Jelaskan perbedaan antara hikayat dan cerpen! 

Jawaban:
Meskipun hikayat dan cerpen sama-sama merupakan cerita naratif berupa fiksi, ada perbedaan antara keduanya. Hal tersebut terjadi karena perbedaan kondisi sosial dan budaya pada saat cerita tersebut dibuat. Hikayat yang dibuat pada masa kerajaan tidak dapat lepas dari nuansa istana, baik pada tokohnya maupun setting cerita. 

Tokoh pada hikayat cenderung berlatar belakang keluarga kerajaan atau orang-orang di sekitarnya. Keluarga kerajaan dikenal dengan orangorang yang sakti hingga sering diceritakan dapat melakukan hal-hal yang tidak wajar. Bahkan, para tokoh tidak hanya diambil dari kerajaan yang ada di bumi, tetapi juga kerajaan kayangan. Perbedaan kasta di setiap golongan masyarakat muncul sangat jelas pada cerita. Hal ini sangat berbeda dengan cerpen yang lebih variatif mengambil tokoh dalam cerita. 

Hal tersebut sangat berpengaruh pada konflik yang muncul dalam cerita. Konflik yang biasa muncul tidak lepas dari perselisihan antarkerajaan dan golongan. Penyelesaian konflik pun tidak jauh dari peperangan dan penggunaan kekuatan ajaib yang berakhir bahagia. Pada cerpen karena karakter dan latar belakang yang begitu beragam mengakibatkan konflik dan cara penyelesaiannya pun beragam.

Sebagai cerita yang lebih panjang dibandingkan cerpen, hikayat memiliki alur lebih kompleks. Hikayat memiliki alur berbingkai yang pada sebuah ceritanya berisi cerita lain.

Alur yang digunakan pada hikayat adalah alur maju. Berbeda dengan cerpen yang memiliki alur lebih variatif. 
Sudut pandang penceritaan pun berbeda antara hikayat dan cerpen. Hikayat menggunakan sudut pandang orang ketiga, orang yang menceritakan. Adapun cerpen menggunakan sudut pandang yang beragam. 

4. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat! 

Jawaban:
Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, termasuk hikayat, terdiri atas nilai pendidikan, religius, moral, dan nilai sosial.
1. Nilai pendidikan adalah nilai yang berkaitan dengan semangat atau kemauan seseorang untuk terus belajar secara sadar.
2. Nilai religius merupakan nilai yang mengikat manusia dengan Pencipta alam dan seisinya.
3. Nilai moral merupakan suatu penggambaran tentang nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan ajaran kebaikan tertentu yang bersifat praktis.
4. Nilai sosial berkaitan erat antara hubungan individu dan individu lainnya dalam satu kelompok

5. Jelaskan dan sebutkan penggunaan konjungsi urutan waktu yang digunakan dalam hikayat! 

Jawaban:
Sebagai teks yang menggambarkan sebuah alur cerita, hikayat dan cerpen tidak dapat lepas dari penggunaan konjungsi urutan waktu. Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menyatakan urutan sebuah kejadian berdasarakan waktu terjadinya, baik itu sebelumnya, saat, maupun setelahnya.

Hikayat menggunakan konjungsi urutan waktu berupa kata-kata arkais:
- Akisyah/alkisah
- Bermula/sebermula
- Arkian
- Hatta/ata
- Kalakian
- Syahdan
- Maka

Pemilihan konjungsi sangat menentukan koherensi atau kepaduan makna antarkalimat maupun antarparagraf dalam cerita. 

Penggunaan konjungsi urutan waktu yang tidak tepat akan mengubah logika alur cerita dan koherensi sebuah paragraf. Hal lain yang perlu diperhatikan dari penggunaan konjungsi waktu adalah frekuensinya. Jangan terlalu banyak menggunakan konjungsi urutan waktu pada satu paragraf. Penggunaan yang terlalu sering, apalagi kata yang sama, akan membuat cerita yang ditulis menjadi “kekanak-kanakan”.

6. Jelaskan pengertian majas! 

Jawaban:
Majas adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan efek tertentu bagi pembacanya

7. Sebutkan dan jelaskan majas-majas yang sering digunakan dalam hikayat dan cerpen beserta contohnya masing-masing! 

Jawaban:
Beberapa majas yang sering kali digunakan, baik dalam hikayat maupun cerpen adalah sebagai berikut:
A. Antonomasia
Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.
Contoh:
1. Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya.
2. Tak tahu mengapa, saat itu aku mengucapkan terima kasih kepada perempuan tua itu.

B. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati maupun benda hidup yang bukan manusia (hewan/tumbuhan) sebagai sesuatu yang seolah-olah bersifat dan berlaku layaknya manusia.
Contoh:
1. Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku.
2. Angin menyambar wajahku.

C. Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya secara eksplisit menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan bagaikan.
Contoh:
1. “Kamu tidur seperti kerbau,” canda ibu.
2. Mereka selalu bertengkar bak kucing dan anjing.

D. Metafora
Metafora adalah majas yang menggunakan kata atau kelompok kata untuk mewakili hal lain yang bukan sebenarnya, mulai dari bandingan benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain. Metafora tidak menggunakan kata penghubung atau kata pembanding seperti simile.
Contoh:
1. Seperti biasa, setibaku di istana tuaku, perempuan tua menyambutku dengan hangat.
2. Ia adalah tulang punggung keluarga.

E. Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya.
Contoh:
1. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”
2. Aku tak dapat berbicara, tanganku dingin bak es yang keluar dari freezer.

8. Jelaskan pengertian teks! 

Jawaban:
Video gerak henti adalah salah satu teknik animasi untuk membuat objek yang dimanipulasi secara fisik agar terlihat bergerak dengan sendirinya. Objek tersebut digerakkan sedikit demi sedikit pada setiap frame yang akan difoto. 

9. Jelaskan pengertian resensi!

Jawaban:
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku.

Resensi ditulis untuk menyampaikan kepada para pembaca apakah hasil karya atau buku tersebut patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

10. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang termuat dalam sebuah resensi! 

Jawaban:
Hal-hal yang termuat dalam sebuah resensi adalah sebagai berikut.
1. Latar belakang
Pada bagian ini, kalian harus menyampaikan tujuan penulis menuliskan karya atau buku tersebut. Kalian dapat mendapatkan informasi tersebut pada bagian prakata penulis. Hal ini perlu disampaikan untuk menilai apakah tujuan tersebut dapat tercapai melalui karyanya atau tidak. Pada bagian ini, kalian juga dapat menjelaskan tema dan deskripsi buku. Deskripsi buku mencakup identitas buku, seperti nama dan latar belakang penulis, nama penerbit, jumlah halaman, dan tahun terbit.

2. Macam atau jenis buku
Sampaikanlah jenis buku yang kalian tulis resensinya. Dengan menyampaikan jenis buku yang diresensi, akan memudahkan pembaca untuk membandingkan buku tersebut dengan buku sejenis yang sudah ada.

3. Keunggulan dan kekurangan buku
Sampaikanlah keunggulan buku yang dibaca. Pertama, kalian dapat mulai dari sampul bukunya. Hal tersebut penting karena itulah yang pertama kali dilihat oleh pembaca. Selanjutnya, kalian dapat membahas isi buku tersebut, mulai dari tema yang diangkat. Apakah tema bukunya menyajikan hal yang baru atau temanya sudah umum, tetapi dilihat dari sudut pandang lain. Setelah itu, kalian dapat membahas karakter yang muncul dalam cerita. Apakah karakter tersebut memiliki ciri khas yang kuat sehingga dapat alur cerita dengan baik ataukah terjebak pada stereotip yang ada. 

Lalu, bahaslah tentang plot atau alur cerita. Apakah alurnya membuat kalian penasaran untuk terus membaca cerita sampai habis, atau terjebak pada alur yang mudah ditebak. Selain itu, hal yang sangat penting untuk dibahas apakah bahasa yang digunakan sudah tepat dengan jenis buku dan target pembaca sehingga enak dibaca atau tidak. Kerapian struktur kalimat atau paragraf juga ejaan penting untuk dibahas pada bagian ini. Terakhir, bahas juga nilai moral cerita yang dapat kalian dapatkan dari buku tersebut. Sajikanlah pembahasanpembahasan tersebut dengan menyertakan kutipan-kutipan dari buku agar pembaca lebih yakin dengan penilaian kalian.

4. Kesimpulan
Sampaikanlah kesimpulan akhir kalian terhadap buku yang dibaca. Gunakanlah kata-kata persuasif yang dapat menarik pembaca untuk ikut membaca buku tersebut.

Demikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan contoh soal Bahasa Indonesia kelas X Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman lengkap dengan kunci jawaban atau pembahasannya. Semoga bermanfaat. Membantu Anda dalam belajar secara mandiri. Jika ada kesulitan, silahkan diskusikan dengan teman-teman dan guru Bahasa Indonesia di kelas Anda. Selamat membaca postingan-postingan Sekolahmuonline yang lainnya.

Lengkap soal Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka:
NB: Jika link judul masih warna ⚫ (hitam) berarti sedang dalam proses pengerjaan dan publikasi. Tunggu saja kemunculannya
Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga