Soal SKI Kelas 6 Bab 1 Maulana Malik Ibrahim + Kunci Jawabannya ~ sekolahmuonline.com

Soal SKI Kelas 6 Bab 1 Maulana Malik Ibrahim + Kunci Jawabannya ~ sekolahmuonline.com. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini Sekolahmuonline sajikan soal Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bab 1 tentang Maulana Malik Ibrahim.
Soal SKI Kelas 6 MI Bab 1 Maulana Malik Ibrahim

Soal SKI Kelas VI Bab 1 Maulana Malik Ibrahim

Sebelum masuk ke contoh soal, silahkan baca dulu Rangkuman SKI kelas VI Bab 1 Maulana Malik Ibrahim berikut ini.

Rangkuman SKI Kelas 6 Bab 1 Maulana Malik Ibrahim

1) Sunan Maulana Malik Ibrahim, atau Sunan Gresik, berasal dari Kashan, Persia. Datang ke pulau Jawa abad ke-14 tahun 1371 M untuk menyebarkan agama Islam 

2) Penyebaran Islam dilakukan melalui jalur perdagangan dimulai dari masyarakat pesisir pantai utara, dan menjalin hubungan dagang dengan Majapahit.

3) Maulana Malik Ibrahim diangkat sebagai syahbandar di Gresik dan dijadikan sebagai penasehat kerajaan Majapahit.

4) Diantara peran penting Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam mengembangkan Islam di Indonesia, yaitu:
- Menyebarkan Islam melalui jalur perdagangan
- Mendakwahkan Islam kepada keluarga kerajaan Majapahit
- Membangun masjid dan pesantren sebagai pusat dakwah Islam

Soal SKI Kelas VI Bab 1 Maulana Malik Ibrahim + Kunci Jawabannya


Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat!

1. Siapakah tokoh penyebar Islam yang disebut Wali Songo !

Jawaban:
Wali Songo berasal dari kata wali dan songo atau sanga, berarti sembilan wali. Istilah Wali Songo dikaitkan dengan lembaga dakwah yang berisi tokoh-tokoh penyebar Islam dalam usaha mereka mengembangkan Islam secara terorganisasi pada abad ke-15 dan 16 masehi.
Para penyebar Islam yang disebut wali songo yaitu: Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.

2. Mengapa Maulana Malik Ibrahim mudah diterima masyarakat Jawa?

Jawaban:
Dalam perjuangannya menyebar dan mengembangkan dakwah Islam di Nusantara khususnya tanah Jawa, Sunan Maulana Malik Ibrahim menyampaikan ajaran Islam melalui sikap positif yang dapat diteladani, diantaranya:
1. Melakukan dakwah secara bertahap atau tadriji. Dalam dakwahnya, Sunan Maulana Malik Ibrahim mengajarkan agama Islam secara bertahap, tidak ada ajaran agama yang diberlakukan secara mendadak, semuanya melalui proses penyesuaian. 
2. Gigih dan tangguh dalam berdakwah. Kegigihan dan ketangguhan dalam menyebarkan agama Islam terbukti dari perjalanan jauh, merantau dari tanah kelahirannya Kashan (sekarang masuk wilayah Iran) menuju tanah Jawa melalui jalur laut yang melelahkan.
3. Santun dan dermawan dalam berdakwah. Sikap ini ditunjukkan ketika berdagang dengan menggelar pasar murah, dan selalu berbagi kepada fakir miskin. Kekayaaannya diperuntukkan untuk berdakwah di jalan Allah Swt
4. Toleran dan selalu menjalin hubungan baik antar-sesama. Hubungan baik yang ditunjukkan pada masyarakat luas dan penguasa Majapahit menjadikannya sosok guru yang dibanggakan dan menghantarkannya diangkat menjadi penasehat raja dan menteri Kerajaan Majapahit pada masanya.

3. Bagaimana upaya Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam melalui jalur perdagangan ?

Jawaban:
Maulana Malik Ibrahim memulai aktivitas dakwahnya dengan berdagang di tempat terbuka yang berlokasi di desa Rumo, dekat pelabuhan. Ia menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok dengan harga murah dan terjangkau oleh masyarakat. 
Pergaulannya yang didasari akhlak mulia penuh keramahan, kesantunan, dan toleran dalam keseharian, menjadikan masyarakat mudah tertarik untuk memeluk agama Islam. 
Pilihan lokasi dakwah dekat pelabuhan, berhubungan erat dengan aktivitas dagang yang berada di daerah pesisir pantai yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. 
Dengan demikian Maulana Malik Ibrahim banyak berinteraksi dengan para pedagang yang berada di wilayah Jawa dan daerah lainnya. 

4. Apa peran penting Maulana Malik Ibrahim dalam meyebarkan Islam di Indonesia ?

Jawaban:
Diantara peran penting Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam mengembangkan 
Islam di Indonesia, yaitu:
- Menyebarkan Islam melalui jalur perdagangan
- Mendakwahkan Islam kepada keluarga kerajaan Majapahit
- Membangun masjid dan pesantren sebagai pusat dakwah Islam

5. Mengapa seorang dai harus santun dan toleran dalam berdakwah? 

Jawaban:
Agar mudah diterima dan untuk menunjukkan keindahan Islam sehingga Islam benar-benar dirasakan membawa Rahmat untuk alam semesta (rohmatan lil 'alamin)

Materi SKI Kelas VI Bab 1 Maulana Malik Ibrahim


Untuk menambah pengetahuan pembaca Sekolahmuonline, silahkan baca materi SKI Kelas VI Bab 1 Maulana Malik Ibrahim yang kami himpun dari buku SKI Kelas VI MI berikut ini.

A. Islam Masuk ke Nusantara dan Wali Songo


Agama Islam masuk ke Nusantara,tepatnya di pulau Jawa diperkirakan abad ke-7 M sekitar tahun 674 M hingga 1433 M. Dalam rentan waktu sekitar delapan ratus tahun agama Islam belum tersebar luas, dan hanya dianut oleh sebahagian kecil penduduk Nusantara, meskipun para saudagar muslim sudah mulai berdatangan sejak 674 M membangun jalur hubungan dagang, namun meluasnya Islam ke berbagai pelosok Nusantara setelah kemunculan para penyebar Islam yang dikenal dengan sebutan Wali Songo. 

Wali Songo berasal dari kata wali dan songo atau sanga, berarti sembilan wali. Istilah Wali Songo dikaitkan dengan lembaga dakwah yang berisi tokohtokoh penyebar Islam dalam usaha mereka mengembangkan Islam secara terorganisasi pada abad ke-15 dan 16 masehi. Para penyebar Islam yang disebut wali songo yaitu: Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Para mubalig ini menyebarkan Islam dengan cara-cara damai, santun, toleran dan dapat menyesuaikan diri dengan adat-adat lokal penduduk Nusantara sehingga ajaran Islam diterima baik oleh masyarakat.

Di luar Jawa, pada abad ke-17 dan 18 muncul para tokoh yang 
mempunyai peran dalam mengembangkan Islam, seperti; Hamzah al-Fansuri (w. 
1590), Syekh Nuruddin Al Raniri (w. 1658), Syekh ‘Abd al-Ra’uf al-Sinkili (w.1693), Syamsuddin Al Sumatrani (w. 1630) di Aceh, Sultan Alaudin Al Makasari (1639) dan Syekh Yusuf Al-Makasari (w. 1699) di Sulawesi, Syekh Abdus Somad Al-Falembani (w. 1789) di Palembang, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (w. 1812) di Kalimantan , Syekh Nawawi al-Bantani (1813-1879) di Banten. Begitu pula di Nusa Tenggara Barat, muncul tokoh-tokoh penting yang mengembangkan Islam seperti Syekh Abdul Ghani Al-Bimawi, hingga berkembangnya sejumlah pesantren di Lombok oleh beberapa tokoh, seperti; Tgh.Saleh Hambali (w. 1968), Tgh. Muhammad Zainuddin Abdul Majid (w. 1997), Tgh.Ibrahim Al-Khalidi (w. 1993), dan tokoh-tokoh lainnya.

B. Biografi Sunan Maulana Malik Ibrahim


Sunan Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gersik, berasal dari Kashan, Persia. Ia dikenal dengan nama kakek Bantal. Silsilah keturunannya tersambung dengan Nabi Muhammad Saw. melalui Fatimah Az-Azahra r.a dan Ali bin Abi Thalib dari jalur Husain bin Ali r.a.

Pada tahun 1371 M. Sunan Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa dengan saudaranya Maulana Mahpur, Sayid Yusuf Mahrabi, dan 40 orang pengiring. Mereka datang ke pulau Jawa untuk menyebarkan agama Islam sambil berdagang. Desa Sembalo menjadi daerah yang pertama kali dituju, sebuah tempat dekat desa Leran, Kabupaten Gresik, sekitar 9 kilometer dari arah utara Kota Gresik. lokasinya tidak jauh dari makam Fatimah binti Maimun (w. 475 H/1082 M). 

Dalam menyiarkan agama Islam, Sunan Maulana Malik Ibrahim mula-mula dengan berdagang, membuka toko, menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dan menjualnya dengan harga murah, di dekat pelabuhan yang berlokasi di desa Rumo. Melalui kegiatan dagang Ia dapat berintraksi dengan berbagai kalangan, pelaku jual-beli, pemodal , pemilik
kapal dan pihak-pihak yang terkait dengan aktifitas perdagangan.

Ia juga belajar bahasa daerah untuk mempermudah komunikasi dan kelancaran dakwahnya, sehingga dalam waktu yang relatif singkat Maulana Malik Ibrahim dapat meyesuaikan diri dengan masyarakat baik dalam menghadiri upacara-upacara perkawinan maupun acara-acara lainnya. Bahkan ia pun menjadi juru damai apabila menemui 
masyarakat yang berselisih. Berkat kesungguhan dan tanggung jawabnya menyebarkan Islam, ia dapat mendapat kepercayaan dari masyarakat, dan berkat taufik dan hidayah Allah Swt. satu demi satu mereka memeluk agama Islam. 

Dalam kesehariannya, Maulana Malik Ibrahim tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan yang dianut penduduk asli. Ia berusaha menyampaikan keindahan dan kebaikan yang dibawa Islam. 

Setelah merasa dakwahnya cukup berhasil di desa Sembalo, ia pindah ke Kota Gresik, dan tinggal di Desa Sawo. Selang beberapa lama, ia mulai menyiarkan Islam ke kalangan Istana Majapahit. Kemudian mendatangi Raja Majapahit dan menyampaikan kebenaran agama Islam, tapi sang Raja belum menerima ajakannya, namun memberikan penghargaan dengan memberikan sebidang tanah di pinggiran Kota Gresik yang kemudian dikenal dengan desa Gapura. Di tempat inilah Sunan Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren dan menyampaikan kebenaran Islam kepada masyarakat. 

Terdapat penjelasan dalam bahasa Arab pada inskripsi batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim, bahwa Maulana Malik Ibrahim adalah seorang tokoh terhormat yang terhormat. Terjemahan inskripsi tersebut sebagai berikut:
- Guru kebanggaan para pangeran
- Penasehat Raja dan para menteri
- Yang santun dan dermawan kepada pakir miskin
- Yang berbahagia karena syahid 

Sunan Maulana Malik Ibrahim wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 822 H/ 8 April 1419. Tanggal wafatnya tertera pada prasasti makamnya di desa Gapura, Kota Gresik, Jawa Timur. 

C. Peran Maulana Malik Ibrahim dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Dalam melakukan dakwah Islam di daerah Gresik dan sekitarnya, Sunan Maulana 
Malik Ibrahim (w. 1419 M) mempunyai peran penting dalam mengembangkan Islam khususnya di pulau Jawa, yaitu:
1. Mengembangkan Islam Melalui Jalur Perdagangan
Maulana Malik Ibrahim memulai aktivitas dakwahnya dengan berdagang di 
tempat terbuka yang berlokasi di desa Rumo, dekat pelabuhan. Ia menyediakan 
kebutuhan-kebutuhan pokok dengan harga murah dan terjangkau oleh masyarakat. 
Pergaulannya yang didasari akhlak mulia penuh keramahan, kesantunan, dan toleran dalam keseharian, menjadikan masyarakat mudah tertarik untuk memeluk agama Islam. 
Pilihan lokasi dakwah dekat pelabuhan, berhubungan erat dengan aktivitas 
dagang yang berada di daerah pesisir pantai yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. 
Dengan demikian Maulana Malik Ibrahim banyak berinteraksi dengan para pedagang yang berada di wilayah Jawa dan daerah lainnya. 

2. Mendakwahkan Islam kepada Keluarga Kerajaan Majapahit
Setelah membentuk komunitas muslim di Pesucinan, dan berada dekat dengan 
daerah pelabuhan pantai utara Gresik, Maulana Malik Ibrahim berkesempatan 
menyampaikan dakwah Islam bersamaan dengan aktifitas perdagangan. Ia 
menyampaikan dengan penuh kesantunan dan ahlak mulia. Satu per satu pemeluk Islam terus bertambah dari hari ke hari. Setelah merasa dakwahnya berhasil di Sembalo, Sunan Gresik pindah ke kota Gresik, dan tinggal di desa Sawo. 
Dakwahnya pun merambah pada keluarga kerajaan Majapahit yang saat itu 
dipimpin Raja Brawijaya. Kedatangannya ke pusat kerajaan disambut baik, walaupun Sang Raja belum bersedia memeluk Islam. Karena adanya hubungan baik dengan kerajaan dalam hubungan dagang, Maulana Malik Ibrahim diangkat menjadi Syahbandar di Gresik dan diperbolehkan menyebarkan agama Islam di Gresik. Raja Brawijaya memberikan hadiah sebagai penghargaannya terhadap Maulana Malik Ibrahim dengan sebidang tanah di pinggiran Kota Gresik. Tempat ini kemudian dikenal dengan Desa Gapura.
Hubungan baik Sunan Maulana Malik Ibrahim dengan keluarga kerajaan,
dengan menunjukkan sikap santun, arif, dan bijaksana, mengantarkannya diangkat 
menjadi penasehat raja, serta menjadi guru para pangeran. Dakwah Maulana Malik Ibrahim kepada keluarga raja Majapahit yang sedang mengalami masa kemunduran, dibuktikan dengan adanya tulisan yang terukir dalam bahasa Arab, menjelaskan kedudukannya dalam keluarga kerajaan. Karena itulah dakwah Islam terus berkembang di berbagai kalangan. 

3. Mendirikan Masjid dan Pesantren 
Seiring waktu, masyarakat Gresik semakin tertarik memeluk Islam karena sosok Maulana Malik Ibrahim yang santun, dermawan dan toleran. Kondisi ini 
mendorongnya membangun Masjid Pesucinan, kini dikenal dengan Masjid Maulana Malik Ibrahim, terletak di desa Leran, Kecamatan Manyar, wilayah pesisir utara Gresik. Masjid Pesucinan selain sebagai tempat ibadah digunakan juga sebagai tempat pembinaan mubalig, santri dan masyarakat, bahkan di tempat ini pula lahirnya pesantren pertama di Nusantara.
Maulana Malik Ibrahim tidak hanya mengajarkan agama tapi pengetahuan 
tentang tehnik irigasi persawahan, dan tambak yang bertujuan memajukan ekonomi masyarakat pesisir di sekitar pantai utara Gresik. 

D. Sikap Positif Dalam Pribadi Maulana Malik Ibrahim 

Dalam perjuangannya menyebar dan mengembangkan dakwah Islam, Sunan Maulana Malik Ibrahim menyampaikan ajaran Islam melalui sikap positif yang dapat diteladani, diantaranya:
1. Melakukan dakwah secara bertahap atau tadriji. Dalam dakwahnya, Sunan Maulana Malik Ibrahim mengajarkan agama Islam secara bertahap, tidak ada ajaran agama yang diberlakukan secara mendadak, semuanya melalui proses penyesuaian. 
2. Gigih dan tangguh dalam berdakwah. Kegigihan dan ketangguhan dalam menyebarkan agama Islam terbukti dari perjalanan jauh, merantau dari tanah kelahirannya Kashan (sekarang masuk wilayah Iran) menuju tanah Jawa melalui jalur laut yang melelahkan.
3. Santun dan dermawan dalam berdakwah. Sikap ini ditunjukkan ketika berdagang dengan menggelar pasar murah, dan selalu berbagi kepada fakir miskin. Kekayaaannya diperuntukkan untuk berdakwah di jalan Allah Swt. 
4. Toleran dan selalu menjalin hubungan baik antar-sesama. Hubungan baik yang ditunjukkan pada masyarakat luas dan penguasa Majapahit menjadikannya sosok guru yang dibanggakan dan menghantarkannya diangkat menjadi penasehat raja dan menteri Kerajaan Majapahit pada masanya.

Demikian postingan Sekolahmuonline yang menyajikan Rangkuman, Contoh Soal, dan Materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas 6 Bab 1 tentang Sunan Maulana Malik Ibrahim. Semoga bermanfaat. Silahkan baca-baca postingan Sekolahmuonline yang lainnya. Selamat dan semangat belajar.

Baca juga:

Lengkap Rangkuman SKI Kelas 6 Semester Ganjil

Untuk rangkuman atau ringkasan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) semester 1 atau semester ganjil semua Bab (Bab 1 s/d Bab 5) dapat Anda baca pada postingan Sekolahmuonline yang berjudul di bawah ini. Silakan tinggal klik judulnya sesuai dengan yang Anda cari (butuhkan). Jika ada link/tautan yang error silakan Anda beritahu Sekolahmuonline langsung lewat kolom komentar.

Lengkap Rangkuman SKI Kelas 6 Semester Genap

Untuk rangkuman atau ringkasan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) semester 2 atau semester genap semua Bab (Bab 6 s/d Bab 9) dapat Anda baca pada postingan Sekolahmuonline yang berjudul di bawah ini. Silakan buka sesuai kebutuhan.