Waduwww..... Facebook Dipaksa Jual WhatsApp
Waduwww..... Facebook Dipaksa Jual WhatsApp. Bisa jadi ini dianggap berita "konyol" menurut sebagian orang di dunia bisnis. Tapi entahlah. Yang berkecimpung di dunia hukum bisnis tentu lebih paham.
Baru-baru saja kemarin bergulir berita tentang Facebook. Dilansir dari Sindonews (11/12/2020), Facebook dipaksa untuk menjual WhatsApp. Bahkan tidak cukup WhatsApp yang kini diunduh oleh lebih dari 5 milyar pengguna, Facebook juga dipaksa untuk menjual aset berharganya yang lain, yakni Instagram.
Memang siapa yang menuntut? Apa alasannya?
Tuntutan terhadap Facebook agar menjual kedua perusahaan media sosial WhatsApp dan Instagram berasal dari Komisi Dagang Federal (Federal Trade Commission) dan hampir semua negara bagian Amerika Serikat. Mereka meminta Facebook menjual kedua perusahaan media sosial tersebut.
Berkas tuntutan; diajukan pada Rabu (9/12/2020) waktu setempat. Facebook disebut menggunakan strategi "buy or bury", beli atau kubur, untuk menghadapi persaingan dan perusahaan yang lebih kecil.
Regulator federal dan negara bagian mengatakan akuisisi harus dibatalkan - sebuah langkah yang kemungkinan akan memicu tantangan hukum yang panjang karena kesepakatan telah disetujui beberapa tahun sebelumnya oleh FTC.
"Selama hampir satu dekade, Facebook menggunakan dominasi dan kekuatan monopoli untuk menghancurkan lawan kecil, menghabisi kompetisi, semua atas nama pengguna harian," kata pengacara umum New York, Letitia James, mengatasnamakan koalisi 46 negara bagian, Washington, D.C dan Guam.
Sementara itu, penasihat umum Facebook, Jennifer Newstead, mengatakan tuntutan tersebut sebagai "revisionis sejarah" dan bahwa undang-undang antimonopoli tidak bertujuan untuk menghukum "perusahaan yang sukses". Menurut dia Instagram dan WhatsApp sukses setelah Facebook berinvestasi.
Mengenai adanya dugaan kerugian yang disebabkan oleh Facebook, Newstead berargumen bahwa konsumen mendapatkan keuntungan dari keputusan mereka menggratiskan WhatsApp dan bahwa pesaing seperti YouTube, Twitter dan WeChat "baik-baik saja" meski pun tidak ada akses ke platform pengembang.
Source: Sindonews