The Additional We are Grateful, The Additional Happiness We Calculate (√ Makin Banyak Kita Bersyukur, Makin Banyak Kebahagiaan yang Kita Peroleh)
The Additional We are Grateful, The Additional Happiness We Calculate (√ Makin Banyak Kita Bersyukur, Makin Banyak Kebahagiaan yang Kita Peroleh). Kalimat tersebut selain kita hafalkan ketika belajar bahasa Inggris, sudah seharusnya untuk kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Entah di lingkungan sekolah, rumah, maupun yang lainnya.
Bukankah sangat menarik sekali quote tersebut? Jika diterjemahkan ke dalam bahasa kita, kita ungkapkan dengan "Makin Banyak Kita Bersyukur, Makin Banyak Kebahagiaan yang Kita Peroleh".
Firman Allah pun sangat kita hafal: "La in syakartum la aziidannakum, wa la inkafartum inna 'adzaabiy la syadiid" (Jika kalian bersyukur maka sungguh benar-benar akan aku tambah (nikmatKu), tapi jika kalian kufur (terhadap nikmatKu) sungguh azabKu sangatlah pedih).
Bersyukur atas apa yang kita peroleh, bersyukur atas rizki yang Allah berikan kepada kita, baik rizki yang diperoleh sedikit (apalagi banyak) akan membuat kita bahagia. Hati senang gembira menerima dengan kerelaan. Membuat hati sehat. Hati sehat, kita jadi happy. Senantiasa merasa cukup.
Tapi sebaliknya, jika hanya kekufuran alias tidak berterima kasih atau bersyukur atas anugerah Tuhan, jangankan dikasih rizki yang sedikit, dikasih rizki yang banyak pun akan merasa kurang terus. Merasa teramat sempit dan sedikit yang diperolehnya. Apalagi jika dikasih sedikit, dunia terasa mau kiamat. Hati sakit. Tak pernah merasa happy. Adanya cuma perasaan kurang dan kurang terus menerus. Kenapa? Ya karena tidak ada rasa syukur itu.
Maka, mari kita jaga dan terus pupuk perasaan syukur kita. Agar senantiasa merasa bahagia. Kebahagiaan tak usah dikejar kemana-mana, tapi carilah di hati kita masing-masing.
Wa man yasykur fa innamaa yasykuru linafsih. Siapa yang bersyukur kepada Allah, hakikatnya dia bersyukur terhadap dirinya sendiri. Begitu Allah Ta'ala menegaskan. Wa man kafaro, fa innallaaha ghoniyyun hamiid. Dan barang siapa kufur (tidak bersyukur) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Jadi, andaikata kita tak mau bersyukur atas nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita, maka itu tidak akan sedikitpun mengurangi kewibawaan Allah. Karena Allah tidak butuh itu semua dari hamba-hamba-Nya. Karena Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Maka sekali lagi, ketika kita bersyukur sebenarnya kita bersyukur terhadap diri sendiri. Ketika kita bersyukur, kita sedang melindungi diri kita dari azabNya yang sangat pedih. Wallaahu a'lam bish-showaab.
Bersyukur atas apa yang kita peroleh, bersyukur atas rizki yang Allah berikan kepada kita, baik rizki yang diperoleh sedikit (apalagi banyak) akan membuat kita bahagia. Hati senang gembira menerima dengan kerelaan. Membuat hati sehat. Hati sehat, kita jadi happy. Senantiasa merasa cukup.
Maka, mari kita jaga dan terus pupuk perasaan syukur kita. Agar senantiasa merasa bahagia. Kebahagiaan tak usah dikejar kemana-mana, tapi carilah di hati kita masing-masing.
Wa man yasykur fa innamaa yasykuru linafsih. Siapa yang bersyukur kepada Allah, hakikatnya dia bersyukur terhadap dirinya sendiri. Begitu Allah Ta'ala menegaskan. Wa man kafaro, fa innallaaha ghoniyyun hamiid. Dan barang siapa kufur (tidak bersyukur) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Jadi, andaikata kita tak mau bersyukur atas nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita, maka itu tidak akan sedikitpun mengurangi kewibawaan Allah. Karena Allah tidak butuh itu semua dari hamba-hamba-Nya. Karena Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Maka sekali lagi, ketika kita bersyukur sebenarnya kita bersyukur terhadap diri sendiri. Ketika kita bersyukur, kita sedang melindungi diri kita dari azabNya yang sangat pedih. Wallaahu a'lam bish-showaab.