Ada Corona, Tambah Pinter atau Semakin Goblok?
Sekolahmuonline - Ada Corona, Tambah Pinter atau Semakin Goblok?. Dengan banyakanya orang yang WFH (Work From Home) maka group-group media sosial hampir setiap hari selalu ramai. Dan kebanyakan isinya berita atau bahasan tentang CORONA. Sampai-sampai ada yang protes, "Kok tiap hari Corona melulu. Yang lain kenapa sih?". Ada yang jawab: " Lha wong ramai setiap hari diomongin saja masih banyak yang meremehkan, tak peduli, masa bodoh. Apalagi kalau didiemin". Intinya, semua yang dibicarakan tujuannya untuk edukasi. Upaya pencegahan Covid-19 diupayakan semassif mungkin, karena kebanyakan masyarakat masih ditasakan acuh-tak acuh. Kan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Disamping itu, yang meninggal lantaran Covid-19 setiap hari bertambah. Kemarin dua hari bertambah 20 orang. Yang pada 23-24 Maret korbannya 58, update 26 Maret 2020 sudah mencapai 78 korban meninggal. Ini bukan suatu yang sepele guys! Makanya jangan meremehkan. Panik jangan! Meremehkan apalagi. Sudah cukup pejabat-pejabat negara negeri ini yang jadi contoh, dari sikap meremehkan dan guyon-guyon mereka, sekarang Covid-19 menyebar di mana-mana. Maka, mari tetap waspada dan berdo'a serta ikhtiar sebaik-baiknya. Ikuti anjuran-anjuran untuk jaga jarak, untul tetap di rumah, membatasi pertemuan fisik, lebih-lebih yang melibatkan banyak orang. Semua untul kebaikan bersama.
Oya, tentang judul postingan ini. Sebenarnya bukan judul aslinya. Aslinya tidak ada judul. Admin memeperoleh di WAG, menarik, lalu admin posting di sini. Biar yang belum baca jadi bisa ikut baca. Harapannya kita semua bisa mengambil pelajaran dari terjadinya pandemi Covid-19. Ini admin posting secara lengkap:
*******
Setelah berhari2 tak keluar rumah karena lockdown, terpaksa tadi harus ke apotik, saat menunggu obat tiba2 seorang kakek datang dan mengeluhkan badannya yang pegal2 juga pusing, lalu petugas apotik menyodorkan vitamin, si kakek bertanya:
"harganya berapa?
setelah dijawab lalu kakek berkata:
"yang lainnya saja yg lebih murah nak"...
makdek hati ini rasanya teriris2 perih sekali (tapi saya tak berani menoleh takut dia malu atau hati saya yang malah malu pd diri ini)
lalu petugas apotik memberi syirup tanpa menanyakan harga lagi kakek itu menjawab:
"Nopo mboten wonten yang ukurannya lebih kecil? atau yang boleh nebus separuh nak.."
Ya Allah, ini adalah cambukan terpedih bagi saya yang di sampingnya,
lalu sy katakan.."Mbah, Njenengan pinarak sj di kursi nanti sama masnya diberi obat yang banyak dan yang paling bagus, stlh sy slesaikan kebutuhannya saya pergi dg hati yang tetap saja terbakar ..
sepanjang perjalanan pulang, mata ini tak lepas dari pemandangan orang2 yang pasrah tanpa senyuman, menunggu rejeki mereka di pinggir jalan yang nyaris sepi tanpa orang, tukang becak, penjual mainan dan kakek2 penjual pisau, saya tahu mereka terpaksa harus keluar walau tahu di luar sudah susah mendapat uang karena tha'un.
suasana di mobil pun terasa tak enak, kulirik suami yang sedang mengemudi tampaknya dia juga merasakan keprihatinan yang kurasakan, tiba2 dia berkata:
Dik, Ulama2 salaf sering menganjurkan kita membantu dalam masa Taun atau Wabah seperti ini, Malah Ibnu Hajar al Asqolani menulis kitab berjudul:
بذل الماعون في فضل الطاعون
Badzlul Maa'un pentingnya mengerahkan segala bantuan utk meringankan orang di kala Thaun/wabah melanda.
Wes, sekarang turunlah dan hampiri mereka satu2" dia menghentikan mobilnya.
Tapi setelah menghampiri mereka, semakin terbayang kesusahan hidup yang mereka jalani, kapan covid ini berahir gusti, mereka yang mengandalkan hidup dari kerja harian tak bisa mencukupi kebutuhan bahkan sakitpun mereka abaikan.
Ah..andai semua ummat islam sadar..
pintu Masjidil Haram dan Roudloh baginda Nabi tertutup agar manusia mengalihkan uangnya untuk memperhatikan saudaranya yang miskin...
Bandara tertutup tak menerima kita jalan2 agar uang itu untuk membantu sesama.
mall2 dibatasi waktu dan pengunjung agar kita berhenti berbelanja dan menghambur2kan uang, padahal di samping kita banyak anak2 yatim menangis karena kekurangan.
memang selama ini kita menyantuni mereka, membantu mereka tapi tak sebesar biaya jalan-jalan kita keluar negeri
kita memang memberi uang orang miskin, tapi tak sebesar biaya kita bolak balik umroh.
Saat semua itu tertutup inilah saatnya kita menjalani yang masih terbuka yaitu peduli pada sesama.
Saat peduli pada sesama tertutup berarti kita sudah Mati.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Masih ada waktu untuk keluar dari kepanikan
Dengan melakukan kebaikan.
Sebagai bentuk kepedulian pada sesama yang saat ini benar2 membutuhkan karena situasi ini.
COPAS
*******
Nah, demikian tulisan lengkapnya. Dimulai dari yang di bawah bintang tujuh sampai admin tutup juga dengan bintang tujuh. Ngasoh judulnya sengaja, biar adanya wabah corona ini membuat kita jadi pintar. Bukan malah mencaci-maki Corona. Segala seuatu ada hikmahnya jika kita jeli dan pandai menyelaminya.