Kisah Bos Sambel Layah, Awal Memulai Bisnis 1,5 tahun Tidak Dapat Apa-apa
Kisah Bos Sambel Layah, Awal Memulai Bisnis 1,5 tahun Tidak Dapat Apa-apa. Siapa yang tak kenal dengan warung kuliner Sambal Layah? Tempat makan yang cabangnya sudah menyebar di 60an kota. Banyak orang yang pernah menemui keberadaan warung makan atau restoran tersebut kemungkinan sudah pernah mencicipi. Penulis sendiri yang berdomilisi di area sekitar Cilacap-Purwokerto sudah beberapa kali mencicipinya. Selain harga yang pas di kantong, menunya juga pas di lidah.
Sambel Layah adalah satu dari beberapa brand yang dimiliki oleh Indra Wawan M. Anggoro Owner SL Corp. Total ada 14 brand seperti Sambel Layah, WkWk, Sambel Gebyur, Gereh Lodeh, Nasi Goreng Jorjoran, Djago Jowo, Roti Cemol, Sambel Bledek, Bebek Goreng H. Slamet.
Namun, dibalik kesuksekan mas Wawan (demikian panggilan akrab pemilik SL Corp tersebut), ada perjuangan luar biasa yang dilakukan dan dialami mas Wawan dan istrinya dalam membangun bisnis kuliner. Selama satu setengah tahun pertama dalam membangun bisnis kulinernya, mas Wawan "tidak dapat apa-apa". Tidak dapat profit. Yang didapat adalah sisa-sisa makanan bisnis kulinernya yang setiap hari " terpaksa disedekahkan". Bahkan tiap bulan harus menyuplai dana dari gajinya untuk operasional bisnis kulinernya. Yang penting karyawannya bisa dapat bayaran, bisnis tetap jalan meskipun belum dapat keuntungan. Hingga suatu ketika semuanya berubah ketika mas Wawan bertemu pak Haji Slamet owner Bebek Goreng Haji Slamet. Warung makan atau restoran bebek goreng yang sering habis dalam sekejap. Konsep yang diajarkan haji Slamet, sedekah dulu baru mulai usaha kulinernya. Akhirnya itu yang dilakukan oleh mas Wawan. Sedekah puluhan juta, kemudian mulai mengembangkan bisnis kulinernya.
Dengan indent rizki lewat sedekah dan keuletan, kesabaran, serta kreatifasnya, akhirnya Sang Maha Pemberi Rizki menuntunnya menuju jalan kesuksesan. Tahap demi tahap akhirnya SL Corp bisa memiliki bisnis kuliner dengan puluhan brand.
Ketika diwawancarai oleh mas Dewa Eka Prayoga Si Dewa Selling, mas Wawan membeberkan ilmu-ilmu rahasia bisnis kulinernya yang telah mengantarkan kepada kesuksesan.
Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah mas Wawan dalam membangun bisnis kuliner. Berikut ini benerapa pelajaran yang bisa kita petik,
1. Harus Sabar
Jika yang pertama dan kedua gagal, lakukan lagi karena mungkin yang ketiga sukses. Jika yang ketiga, keempat, dan seterusnya juga gagal, tetap lakukan lagi. InsyaaAllah pada yang ke sekian keberhasilan dan kesuksesan didapatkan.
Jadi, "Habiskan jatah kegagalanmu!"
2. Kreatif
Kreatif dalam membangun branding.
3. Tidak usah banyak menu.
Semakin banyak menu maka semakin butuh banyak koki, semakin banyak butuh orang yang spesialis.
4. Jangan membuat aturan-aturan yang sangat mempersulit karyawan.
5. Bagus dalam marketing
6. Jangan lupa "SEDEKAH".
Belajar dari pak H. Slamet pendiri Bebek Goreng H. Slamet yang menjamur di mana-mana, agar jangan melupakan yang namanya sedekah atau shodaqoh. Bahakan usahakan, ketika akan mulai bisnis, sedekah dulu.
Tantangan Bisnis di Dunia Kuliner
Menurut mas Wawan, ada beberapa hal yang harus dihadapi dalam usaha kuliner. Sebagai pebisnis kuliner, harus menyadari tantangan-tantangan berikut ini:
1. Tantangan diri sendiri
Merasa puas, merasa bagus, merasa hebat, tapi rupanya belum sesuai standar. Maka maksimalkan dengan sebaik-baiknya. Buat standar yang baik, marketing yang baik.
2. Jangan jadikan saingan bisnis sebagai pesaing, tapi jadikan ladang ilmu.
3. Kurang kreatif
Pebisnis kuliner harus banyak ekplorasi, misal dengan melihat-lihat bisnis kuliner lain. Tangkap ilmu yang bermanfaat dari mereka. Bukan untuk menjiplak, tapi untuk mempelajari. Misal kok bisa ramai, bisa menarik, nah dikaji dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.