Test Ramah Lingkungan, Siswa SMK Migas Muhammadiyah Cilacap Laksanakan UTS Berbasis Android
Sekolahmuonline - Test Ramah Lingkungan, Siswa SMK Migas Muhammadiyah Cilacap Laksanakan UTS Berbasis Android. Ada pemandangan berbeda ketika Sekolahmuonline menyambangi SMK Migas Muhammadiyah Cilacap dua hari ini. Guru dan siswa semuanya sibuk dengan laptop dan Android. Bahkan para siswa, konsentrasi duduk tenang sambil "mantengi" HP Android atau Smartphonenya masing-masing. Rupanya, para guru sedang mengawasi siswa-siswi Migas yang sedang melaksanakan Ulangan Tengah Semester (UTS) Ganjil tahun pelajaran 2019/2020 dengan model CBT (Computer Based Test) atau Tes Berbasis Komputer.
Kegiatan ini tentu sesuatu yang berbeda. Biasanya, Test Berbasis Komputer atau CBT dilaksanakan oleh siswa-siswi kelas 12 yang mengikuti Ujian Nasional. Namun rupanya, seluruh siswa Migas Cilacap kali ini juga melaksanakan Test CBT tersebut.
Drs. Tohanudin selaku Kepala SMK Migas Muhammadiyah Cilacap ketika ditemui Sekolahmuonline menyampaikan,
"Sebenarnya Test CBT atau Test Berbasis Komputer ini sudah dilaksanakan kemarin ketika Ulangan Kenaikan Kelas. Tapi cuma pada beberapa mata pelajaran saja, seperti mapel Kejujuran dan Ciri Khusus. Namun, pada tahun ini, kami mencoba menerapkan Test model CBT ini untuk seluruh mata pelajaran yang ada di SMK Migas Muhammadiyah Cilacap".
"Sekarang adalah era industri 4.0 yang serba modern, serba digital. Pesan ojek atau taksi saja tinggal pencet-pencet android. Makanan minuman yang jauh dari sisi kita datang setelah pemesan tekan menu ini - menu itu lewat Smartphone. Nah, anak-anak sekarang rata-rata pegang HP. Mayoritas anak bawa HP yang kadang malah punya tidak cukup hanya satu. Dari pada sekedar buat main game atau hal-hal yang tidak berfaidah, kami ingin memanfaatkan telpon pintar yang mereka miliki tersebut. Diantaranya digunakan untuk Test CBT ini. Pelaksanaan Tes Berbasis Komputer ini juga melaksanakan amanat dari Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Cilacap yang sebelumnya menginstruksikan agar ujian sekolah mata pelajaran ciri khusus dengan CBT. Nah, kami respon, tidak hanya mapel ciri khusus saja, semua mapel kami laksanakan Test dengan model CBT", jelas pak Toha.
Penggunaan gadget sebagai media untuk mengerjakan soal-soal test tersebut mendapat tanggapan positif dari para siswa. Diantaranya dari Dika Audi dan Ibrahim.
Dika ketika diwawancarai oleh Sekolahmuonline mengenai Test CBT ini mengatakan,
"Lebih gimana ya pak, anu efisien lah"
"Ya kalo kelebihannya dari pada menggunakan kertas itu kan ini pake gadget dan kertas di buat dari bubur kayu, nah itu bisa mengurangi penebangan pohon di hutan pak"
"Jadi bisa ikut andil juga dalam mencegah hutan gundul, yang sering mengakibatkan banjir, terus tanah longsor", tutup Dika siswa kelas XI jurusan Teknik Pengolahan Migas asal Jojog Cilacap yang juga aktif di IPM dan hobi main voli.
Senada dengan Dika, tanggapan positif juga disampaikan oleh Ibrahim siswa kelas XI. jurusan Multimedia,
"Ya menurut saya SMK Migas Muhammadiyah Cilacap berani mengambil keputusan yang berbeda dari sekolah lain, juga test CBT ini sangat memudahkan peserta dari segi waktu".
Ronit Johanda, ketua Panitia UTS Ganjil 2019/2020 SMK Migas Muhammadiyah Cilacap ketika ditemui Sekolahmuonline menyampaikan,
Dika ketika diwawancarai oleh Sekolahmuonline mengenai Test CBT ini mengatakan,
"Lebih gimana ya pak, anu efisien lah"
"Ya kalo kelebihannya dari pada menggunakan kertas itu kan ini pake gadget dan kertas di buat dari bubur kayu, nah itu bisa mengurangi penebangan pohon di hutan pak"
"Jadi bisa ikut andil juga dalam mencegah hutan gundul, yang sering mengakibatkan banjir, terus tanah longsor", tutup Dika siswa kelas XI jurusan Teknik Pengolahan Migas asal Jojog Cilacap yang juga aktif di IPM dan hobi main voli.
Senada dengan Dika, tanggapan positif juga disampaikan oleh Ibrahim siswa kelas XI. jurusan Multimedia,
"Ya menurut saya SMK Migas Muhammadiyah Cilacap berani mengambil keputusan yang berbeda dari sekolah lain, juga test CBT ini sangat memudahkan peserta dari segi waktu".
Ronit Johanda, ketua Panitia UTS Ganjil 2019/2020 SMK Migas Muhammadiyah Cilacap ketika ditemui Sekolahmuonline menyampaikan,
"Keuntungan tes berbasis komputer atau berbasis android, juga untuk memudahkan guru dalam hal penilaian. Begitu siswa selesai mengerjakan, nilai akan bisa langsung terlihat. Adapun kendalanya, beberapa siswa belum memiliki android".
"Namun, hal ini tidak terlalu bermasalah. Ketika panitia mendata siswa yang tidak punya HP Android atau Smartphone jumlahnya cuma sedikit, tidak sampai satu kelas. Jadi, mayoritas anak pada pegang Android. Bagi siswa yang tidak memiliki Android pun, sudah bisa diatasi oleh panitia dengan mereka ikut test di laboratorium komputer Migas yang sudah disediakan untuk para peserta yang tidak memiliki Android dan yang mengalami trouble ketika mengerjakan soal dengan HPnya", beber Ronit.
"Jadi, dari pihak sekolah sedikitpun tidak memaksakan kepada anak yang tidak punya HP untuk membeli HP buat tes CBT. Dan tentunya tidak ada alasan bagi siswa yang tidak memiliki HP untuk memaksa orang tua membelikan HP, karena mereka tetap bisa ikut test dengan memanfaatkan laboratorium komputer", tambah Ronit.
"Kami dari panitia juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh guru dan karyawan, yang telah bekerjasama dan bekerja bersama-sama demi lancarnya pelaksanaan tes CBT ini. Dan tak lupa ucapan terimakasih banyak kepada para proktor dan teknisi yang telah bekerja keras selama ini. Semoga pelaksanaan UTS CBT ini berjalan lancar dan tanpa kendala yang begitu berarti. Adapun ada beberapa kekurangan di sana-sini, semoga kedepannya bisa diperbaiki dan lebih ditingkatkan oleh pengembang Aplikasi CBTnya", harapan, masukan dan tutup Ronit.
CBT Bagian dari Wujud Nyata Go Green Dalam Dunia Pendidikan
Mengutip Kompas.com (Kamis, 28/01/2016), setiap tahun kurang lebih ada 7 juta siswa mengikuti ujian nasional (UN), yang masing-masing memakai minimal sepuluh lembar kertas. Jika satu pohon pinus menghasilkan 16 rim kertas, berarti ada sekitar 8.750 pohon pinus ditebang per tahun hanya untuk UN.
Nah, kebutuhan kertas berbahan baku pohon sebanyak itu akan menyusut drastis, jika proses semacam UN beralih menjadi online. Penerapan sistem online juga otomatis mendukung gerakan ramah lingkungan atau go green.
Bahan baku utama kertas berasal dari pohon atau kayu. Namun, pohon baru dapat diolah menjadi kertas setelah berumur 5 sampai 10 tahun. Selain itu, seperti dikutip dari situs web Kementerian Keuangan, membuat satu ton kertas butuh 7.000 galon air dan 20 pohon.
Dengan begitu, pelaksanaan UN yang tak lagi berbasis kertas pada setiap tahun dapat ikut melestarikan ekosistem dengan signifikan mengurangi penebangan pohon. Itu baru dari ujian sekolah, tapi sudah serasa gerakan revolusi dalam upaya menjaga lingkungan hidup.
Apalagi jika diterapkan pada semua bentuk test. Entah Ulangan/Penilaian Tengah Semester (UTS/PTS), Ulangan/Penilaian Akhir Semester (UAS/PAS), atau Ulangan Kenaikan Kelas (UKK). Bahkan jika diterapkan juga ketika penilaian harian. Berapa banyak pohon yang akan terselamatkan dan menambah lama durasinya menjadi penghijau bumi dan penyegar udara Indonesia.
Photo: Dokumentasi Sekolah
Liputan: Sekolahmuonline
"Namun, hal ini tidak terlalu bermasalah. Ketika panitia mendata siswa yang tidak punya HP Android atau Smartphone jumlahnya cuma sedikit, tidak sampai satu kelas. Jadi, mayoritas anak pada pegang Android. Bagi siswa yang tidak memiliki Android pun, sudah bisa diatasi oleh panitia dengan mereka ikut test di laboratorium komputer Migas yang sudah disediakan untuk para peserta yang tidak memiliki Android dan yang mengalami trouble ketika mengerjakan soal dengan HPnya", beber Ronit.
"Jadi, dari pihak sekolah sedikitpun tidak memaksakan kepada anak yang tidak punya HP untuk membeli HP buat tes CBT. Dan tentunya tidak ada alasan bagi siswa yang tidak memiliki HP untuk memaksa orang tua membelikan HP, karena mereka tetap bisa ikut test dengan memanfaatkan laboratorium komputer", tambah Ronit.
"Kami dari panitia juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh guru dan karyawan, yang telah bekerjasama dan bekerja bersama-sama demi lancarnya pelaksanaan tes CBT ini. Dan tak lupa ucapan terimakasih banyak kepada para proktor dan teknisi yang telah bekerja keras selama ini. Semoga pelaksanaan UTS CBT ini berjalan lancar dan tanpa kendala yang begitu berarti. Adapun ada beberapa kekurangan di sana-sini, semoga kedepannya bisa diperbaiki dan lebih ditingkatkan oleh pengembang Aplikasi CBTnya", harapan, masukan dan tutup Ronit.
Tim Proktor SMK Migas Muhammadiyah Cilacap Sedang Memberikan Arahan dan Memandu Teknis Input Soal ke dalam Aplikasi CBT kepada Bapak/Ibu Guru |
Mengutip Kompas.com (Kamis, 28/01/2016), setiap tahun kurang lebih ada 7 juta siswa mengikuti ujian nasional (UN), yang masing-masing memakai minimal sepuluh lembar kertas. Jika satu pohon pinus menghasilkan 16 rim kertas, berarti ada sekitar 8.750 pohon pinus ditebang per tahun hanya untuk UN.
Nah, kebutuhan kertas berbahan baku pohon sebanyak itu akan menyusut drastis, jika proses semacam UN beralih menjadi online. Penerapan sistem online juga otomatis mendukung gerakan ramah lingkungan atau go green.
Bahan baku utama kertas berasal dari pohon atau kayu. Namun, pohon baru dapat diolah menjadi kertas setelah berumur 5 sampai 10 tahun. Selain itu, seperti dikutip dari situs web Kementerian Keuangan, membuat satu ton kertas butuh 7.000 galon air dan 20 pohon.
Dengan begitu, pelaksanaan UN yang tak lagi berbasis kertas pada setiap tahun dapat ikut melestarikan ekosistem dengan signifikan mengurangi penebangan pohon. Itu baru dari ujian sekolah, tapi sudah serasa gerakan revolusi dalam upaya menjaga lingkungan hidup.
Apalagi jika diterapkan pada semua bentuk test. Entah Ulangan/Penilaian Tengah Semester (UTS/PTS), Ulangan/Penilaian Akhir Semester (UAS/PAS), atau Ulangan Kenaikan Kelas (UKK). Bahkan jika diterapkan juga ketika penilaian harian. Berapa banyak pohon yang akan terselamatkan dan menambah lama durasinya menjadi penghijau bumi dan penyegar udara Indonesia.
Photo: Dokumentasi Sekolah
Liputan: Sekolahmuonline