Akhlaq Terhadap Orang Tua dan Guru

Akhlaq Terhadap Orang Tua dan Guru

Dalam hidup seorang manusia pasti tidak lepas dari peran dan jasa orang tua. Orang tua adalah dua sosok yang banyak mencurahkan kasih sayangnya sejak kita belum lahir dalam kandungan hingga kita dewasa dan mandiri. Bahkan tidak jarang pula sampai dewasapun kita juga tetap membutuhkan mereka untuk membimbing kita.

Dapat kita nyatakan orang tua itu ada tiga, yaitu: pertama adalah orang yang menyebabkan kita lahir, yaitu ayah dan ibu, kedua adalah orang yang mengajari kita berbagai ilmu pengetahuan, yaitu guru-guru kita baik guru yang mengajari kita pada saat kita masih kecil atau yang mengajari kita pada saat sudah dewasa. Biasanya guru disebut orang tua rohani. Ketiga adalah orang yang menyebabkan pasangan kita lahir, yaitu bapak dan ibu mertua. Ketiga orang tua tersebut wajib kita hormati karena jasa-jasanya sangat besar.

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia yang paling dekat dan berjasa kepada kita ialah orang tua kita (ayah dan ibu) adalah sangat wajar bila kita harus hormat dan berbakti kepadanya. Berbuat baik kepada orang tua wajib kita lakukan, baik kepada orang tua yang masih hidup maupun kepada orang tua yang sudah wafat. Inilah yang dikenal dengan istilah Birrul Walidain.

Birrul Walidain (بر الوالدين) adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Perintah berbakti kepada Ibu dan Bapak dalam Al-Qur’an bergandengan dengan perintah menyembah Allah. Hal ini menunjukkan pentingnya birrul walidain (berbakti kepada kedua orangtua).

Guru ibarat suluh dalam kegelapan. Menerangi dan menunjukkan bahwa berbakti kepada kedua orangtua adalah akhlaq yang baik, yang harus diaplikasikan dalam kehidupan. Bukan sekedar teori-teori berorientasi nilai dalam rapor semata, tapi kewajiban yang harus dikerjakan dalam amal nyata.

1. ADAB TERHADAP ORANG TUA

Kalau kita amati di dalam Kitab Suci al Qur’an bahwa perintah berbakti kepada Ibu dan Bapak bergandengan dengan perintah menyembah Allah. Seperti dalam Firman Allah Swt. Berikut ini:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا  ۗ  اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut 
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. Al-Isra’ [17] : 23)

Ada beberapa hal yang ditegaskan oleh Allah Swt. dalam ayat ini, yaitu:
a. Agar manusia tidak menyembah atau beribadah kepada Tuhan selain Allah Swt. Termasuk larangan mempercayai ada kekuatan lain yang mempengaruhi dan menguasai jiwa dan raga selain yang datang dari Allah Swt.
b. Agar manusia berbuat baik (ihsan) kepada ibu dan bapak. Perintah berbuat baik kepada orang tua disampaikan oleh Allah bersamaan atau sesudah perintah beribadah hanya kepada Allah. Hal ini tentu mengandung maksud agar manusia mengerti dan menyadari bahwa betapa pentingnya berbuat baik terhadap kedua orang tua. 
c. Nikmat yang diterima oleh manusia paling banyak datangnya dari Allah Swt. kemudian nikmat yang diterima dari orang tua. Oleh karena itu kewajiban anak adalah berterima kasih kepada orang tua. Bentuk terima kasih tersebut adalah dengan cara berbuat baik kepada beliau berdua.
d. Apabila salah seorang diantara kedua Orang tuanya atau kedua-duanya telah berumur lanjut sehingga mengalami kelemahan jasmani sehingga tidak bisa lagi mencari nafkah, mereka harus hidup bersama anak-anaknya agar mendapatkan nafkah dan perhatian. Oleh karena itu anak wajib memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya. Bahkan secara khusus dalam ayat tersebut menegaskan anak tidak boleh berkata kasar seperti berkata “ ah” dan sejenisnya serta tidak boleh membentaknya.

Mengapa Allah Swt. memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tua? Ada beberapa alasan yaitu:
a. Orang tua telah mencurahkan seluruh kasih sayangnya kepada anak-anaknya agar mereka menjadi anak yang sehat secara jasmani dan menjadi anak yang saleh dan salehah serta terhindar dari jalan yang sesat
b. Kasih sayang orang tua tiada taranya, karena beliau tidak mengenal lelah dan bersusah payah memperhatikan anak-anaknya supaya menjadi anak yang bahagia
c. Anak-anak adalah belahan jiwa ibu Bapak. Terutama ibu, biasanya ibu tidak akan makan sebelum anaknya makan, ibu tidak akan tidur sebelum anak-anaknya tidur dan jika anak sakit maka ibu yang paling susah sehingga beliau tidak bisa tidur dan tidak enak makan.

Bagaimana cara kita berbakti kepada orang tua? Berikut dipaparkan bagaimana 
prinsip-prinsip dasar berbakti kepada kedua orang tua, yaitu :

a. Hendaklah kita selalu tunduk dan patuh kepada kedua oramg tua dalam segala hal yang baik-baik. Apabila keduanya berada dalam kekufuran (belum beragama Islam) dan keduanya memerintahkan untuk keluar dari agama Islam, atau memerintahkan sesuatu perbuatan syirik, kita wajib tidak mengikuti keduanya. Tetapi penolakan itu harus dengan cara halus. Agar tidak menyakiti keduanya.

Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسٰنَ بِوَالِدَيْهِ ۚ  حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَالِدَيْكَ ۗ  اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰۤى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖ  وَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّ   ۚ  ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya: ”Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kedua orang tua ibu bapakmu, hanya kepada Kulah kamu kembali. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…” (QS. Luqman [31] : 14 - 15)

b. Kita dilarang berkata kasar, membentak misalnya berkata hus / ah dan kata kata sejenisnya, yang termasuk ungkapan yang tidak baik. Firman Allah Swt. :

Allah SWT berfirman:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا 

Artinya:”Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan agar kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara kedduanya sampai berusia lanjut atau kedua-keduanya sampai berusia lanjut daam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan”ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra [17] : 23)

c. Apabila orang tua atau salah satunya mencapai usia lanjut kita harus berbuat baik kepadanya, sebagaimana orang tua merawat kita pada saat kita masih kecil.

Artinya: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ”wahai Tuhanku kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana (kasih mereka) mendidikku waktu kecil.” (QS. Al- Isra [17] : 24)

d. Selalu berusaha menyenangkan hati orang tua dan menghindari hal-hal yang 
menyusahkan hati kedua orang tua selama tidak bertentangan dengan kewajiban kepada Allah dan Rasul yang fardhu ‘ain. Sabda Rasulullah Saw.:

Artinya:”Keridhaan Allah ddaam keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah dalam kemurkaan kedua orang tua.”

e. Kita dilarang durhaka kepada kedua orang ibu bapak, sebab itu termasuk dosa besar, berdasarkan hadis:

Artinya: "Ingatlah, maukah aku kabarkan kepadamu tentang dosa besar yang paling besar itu ada 3 macam ? Para sahabat menjawab: “Baik ya Rasulullah” Bersabdalah Nabi: "yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua dan menjadi saksi palsu.” (HR. Bukhari)

f. Senantiasa mendoakan, baik kepada orang tua yang masih hidup, maupun yang sudah wafat, dengan doa sebagai berikut :

Artinya:
"Ya Allah Tuhanku, ampunilah segala dosaku, dan dosa kedua orang tuaku, kasihanilah dan sayangilah mereka sebagaimana(mereka) mendidik/merawatku di waktu kecil.

g. Jika orang tua kita sudah wafat, maka kewajiban kita adalah:
a. Memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburnya. 
b. Melaksanakan wasiatnya (yang baik) jika berwasiat,
c. Melunasi tanggungan/hutang-hutangnya jika punya hutang
d. Meneruskan perjuangannya 
e. Senantiasa menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang pernah 
menjadi teman karib orang tua kita.
f. Memohonkan ampun untuk mereka dan senantiasa mendoakannya.

2. ADAB TERHADAP GURU

Di samping kita berkewajiban berbakti kepada orang tua, kita juga berkewajiban bersikap hormat dan patuh kepada guru. Kenapa kita harus patuh kepada Bapak/ibu guru? Jasa guru sangat besar sekali bagi murid dan masyarakat, bahkan bagi kemajuan bangsa dan negara. Kita tidak akan menjadi pintar tanpa bimbingan guru. Untuk menjadi Presiden, Menteri, Dokter dan sebagainya, memerlukan bimbingan guru. 

Lebih dari itu tugas guru tidak hanya memberikan pelajaran dalam berbagai ilmu pengetahuan kepada muridnya, tetapi juga bertugas mendidik mereka, agar menjadi manusia yang baik yang sehat jasmani dan rohani. 

Dan kelak diharapkan agar mereka menjadi warga negara yang baik, luhur budinya, cinta kepada tanah air dan bangsanya.

Bagi pelajar yang setiap hari berhubungan dengan gurunya, adab dan sopan santun merekaperlu diperhatikan dan dilaksanakan, sebagaimana diperintahkan Nabi dalam hadis berikut :

Artinya:
”Muliakanlah orang-orang yang telah memberikan pelajaran (ilmu) kepadamu.” (HR. Al-Khatib)

Berikut yang termasuk tata krama menghargai dan menghormati guru ialah 
sebagai berikut:
a. Jika bertemu dengan guru ucapkanlah salam
b. Perhatikan ketika guru sedang memberi pelajaran
c. Tunjukkan rasa rendah hati dan hormat serta sopan santun
d. Mentaati perintahnya selama perintah itu tidak bertentangan dengan 
ajaran agama
e. Senantiasa menjaga nama baik guru, tidak menceritakan aib dan 
kesalahan guru.
f. Mengunjungi guru jika ia sedang sakit atau mendapat musibah.
g. Tetap mengakuinya sebagai guru walaupun sudah tidak mengajar lagi.
h. Patuh terhadap tata tertib sekolah berarti pula patuh terhadap guru dan 
sebagainya
Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga