Menjadi Pribadi Muslim yang Taat, Kompetitif, dan Pekerja Keras (Al-Quran Hadits Kelas XI Semester 1) ~ sekolahmuonline.com

Menjadi Pribadi Muslim yang Taat, Kompetitif, dan Pekerja Keras (Al-Quran Hadits Kelas XI Semester 1) ~ sekolahmuonline.com. Kecenderungan hidup santai adalah satu bentuk aktivitas remaja/pemuda-pemudi zaman sekarang. Jauh empat belasan abad yang lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua nikmat di mana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan kesempatan.” (HR. Bukhari) 

Menjadi Pribadi Muslim yang Taat, Kompetitif, dan Pekerja Keras (Al-Quran Hadits Kelas XI)


Pemuda dengan tenaga yang masih segar ditambah semangat yang menyala adalah beruntung jika potensinya itu digunakan untuk mengabdi kapada Allah :

“… Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)

“Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungannya … (satu di antaranya ialah) pemuda yang sejak kecil selalu beribadah kepada Allah.” (HR. Syaikhani-Bukhari Muslim)

Dalam usia yang sangat muda, gemblengan Rasulullah telah mampu memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap Islam : Umar bin Khattab 27  tahun, Zaid bin Haritsah 20  tahun, Sa’ad bin Abi Waqash 17  tahun, bahkan Ali Bin Abi Thalib 8  tahun.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah …” (QS. Ali Imran : 110)

Perbaikan suatu umat tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan individu, yang dalam hal ini adalah pemuda. Perbaikan individu (pemuda) tidak akan sukses kecuali dengan perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa tidak akan berhasil kecuali dengan pendidikan dan pembinaan. Yang dimaksud dengan pembinaan adalah membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat do’a, serta memompa dan menggiatkan jiwa lewat instropeksi diri.

Pemuda Islam merupakan tumpuan umat, penerus dan penyempurna misi risalah Ilahiah. Perbaikan pemuda berarti adalah perbaikan umat. Oleh karena itu, eksistensinya sangat menentukan di dalam masyarakat.

Pengertian Muslim yang Taat, Kompetitif, dan Pekerja Keras

a. Muslim yang Taat
Kata muslim dalam bahasa Arab merupakan bentuk isim fa'il dari aslama-yuslimu-islaaman-muslimun. Aslama-yuslimu-islaaman artinya berserah diri, tunduk. Islam secara istilah adalah berserah diri kepada Allah Ta'ala dengan cara mentauhidkan-Nya (mengesakan-Nya), tunduk kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya serta berlepas diri dari semua perilaku yang dikategorikan sebagai perbuatan syirik atau mempersekutukan-Nya dengan makhluk ciptaan-Nya. 

Sedang kata taat berasal dari bahasa Arab tha'ah (طَاعَةٌ) yang memiliki makna menuruti atau mengikuti. Secara istilah taat berarti mengikuti dan menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan kata lain, taat artinya tunduk, patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) taat memiliki tiga arti:
1. Senantiasa tunduk; patuh (kepada Tuhan, pemerintah, dan sebagainya)
2. Tidak berlaku curang; setia
3. Saleh; kuat beribadah
Dari penjabaran arti serta pengertian kata muslim dan taat diatas dapat disimpulkan bahwa kata muslim pada dasarnya sudah mengandung pengertian ketaatan. Jadi, muslim yang taat adalah seorang muslim (orang Islam) yang mengesakan Allah, melaksanakan perintah dan menjauhi semua larangan-Nya serta menjauhi segala macam hal yang dapat menjerumuskan kepada perbuatan syirik (menyukutan Allah)

b. Kompetitif

Kompetitif adalah hal yang berhubungan dengan sebuah persaingan. Jadi, kompetitif artinya suatu kondisi perebutan atau keadaan berkompetisi yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam memenangkan sebuah persaingan.

Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa diantara kita yang paling baik amalnya. Pribadi muslim yang baik tidak mudah puas dengan amal baik yang sudah dikerjakannya. Dalam hal amal kebaikan seorang muslim hendaknya senantiasa membandingkan dirinya dengan capaian kebaikan yang telah diraih oleh orang lain yang lebih shalih dari dirinya. Dengan demikian, seorang muslim akan memiliki jiwa kompetitif atau kondisi dirinya akan senantiasa berada dalam persaingan, tetapi persaingan dalam kebaikan. Sifat kompetitif dalam kebaikan akan mampu mendorong dan menjadikan seorang muslim semakin baik dan berkualitas untuk mencapai yang terbaik dari yang baik-baik
Jadi, pribadi muslim yang kompetitif adalah sikap seorang muslim yang merasa tidak pernah puas dengan amal kebaikan dan prestasi yang telah diraih, sehingga akan terus berusaha untuk berlomba-lomba (berkompetisi) dalam kebaikan serta menjadi muslim yang terbaik dan berkulaitas dalam segala hal.
c. Pekerja Keras

Kerja keras yaitu melakukan sesuatu dengan niat yang kuat, sungguh-sungguh, gigih, tidak mengenal lelah, tidak lemah menghadapi cobaan dan selalu bersemangat dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan.

Kerja keras dapat dilakukan dalam segala hal, baik dalam bekerja mencari rizki, menuntut ilmu, berkreasi, membantu oran lain, dan lain-lainnya.

Bekerja keras adalah salah satu ajaran Islam yang wajib dibiasakan oleh umatnya. Islam menganjurkan umatnya agar selalu bekerja keras untuk mencapai harapan dan cita-cita. Islam sangat melarang umatnya untuk bermalas-malasan, berpangku tangan dan hanya mengharapkan bantuan orang lain serta mudah putus asa.
Muslim yang baik adalah muslim yang memiliki kepribadian atau karakter pekerja keras, ulet tangguh, dan pantang menyerah untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Itulah harapan dan keinginan dari do'a yang sering kita minta atau panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, "Rabbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar" (Yaa Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari adzab api neraka). Aamiin. 

2. Ayat al-Quran dan al-Hadits tentang Muslim yang Taat, Kompetitif, dan Pekerja Keras

a. Ayat al-Quran dan al-Hadits tentang Muslim yang Taat

- QS. Anisa (4): 59



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا



Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." 

- Hukum Tajwid QS. An-Nisa ayat 59



Asbābu al-Nuzūl atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah (perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw.). As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyah. 


Q.S. an-Nisā/4: 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah Swt., perintah Rasulullah saw., dan ulil amri. Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat.



Kita memang diperintah oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk taat kepada ulil amri (apa pun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri). Namun, perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”; sebagaimana kata “taat” yang digandengkan dengan Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya. Quraish Shihab, Pakar Tafsir Indonesia, memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya. Artinya, apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya, tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka.

Umat Islam wajib menaati perintah Allah Subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.

- Hadits Riwayat Ahmad


لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ



Artinya:
"Tidak ada ketaatan kepada makhluq di dalam kemakiyatan kepada Sang Maha Pencipta" (HR. Ahmad)


b. Ayat al-Quran dan al-Hadits tentang Kompetitif

- QS. Al-Maidah (5) ayat 48:


وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Artinya: 
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Māidah/5: 48)

- Hukum Tajwid QS. Al-Maidah ayat 48:


- Hadits tentang Kompetitif

b. Ayat al-Quran dan al-Hadits tentang Pekerja Keras

- Ayat al-Quran tentang Pekerja Keras

QS. At-Taubah (9): 105



وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ



Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah: 105)



Rumus hukum tajwid mim sukun:

1. Bila ada mim sukun bertemu huruf "ba" (ب) maka disebut Ikhfa Syafawi
2. Mim sukun bertemu "mim" (م) disebut idgham Mimi/mitslain
3. Mim sukun bertemu dengan selain mim dan ba disebut Idhar Syafawi

- Hadits tentang Pekerja Keras


 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ "


Sungguh seorang dari kalian yg mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar & dibawa dgn punggungnya [kemudian dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya dgn kayu itu] lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, baik manusia itu memberinya atau menolaknya. [Muttafaqun 'alaihi].

Muttafaqun 'alaihi artinya disepakati atasnya. Maksudnya hadits tersebut disepakati kesahihannya oleh dua imam hadits yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Baca juga: Contoh Soal dan Jawabannya Mata Pelajaran Al-Quran dan Hadits kelas XI Bab 1. Menjadi Pribadi Muslim yang Taat, Kompetitif, dan Pekerja Keras

Contoh Soal Materi Menjadi Pribadi Muslim yang Taat, Kompetitif, dan Pekerja Keras (Al-Quran Hadits Kelas XI)






Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga