Asmaul Husna (Aqidah Kelas X)

Asmaul Husna (Aqidah Kelas X)

Diantara benarnya keimanan seorang mu'min (مُؤْمِنٌ) adalah mengimani atau mempercayai/meyakini bahwa Allah memiliki nama-nama yang baik dan indah (Al-Asma' al-Husna). Oleh karena itu seharusnya bagi kita mengetahui dan memahami nama-nama dalam Asmaul Husna kemudian meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui, memahami, dan meneladani Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari insyaaAllah akan menambah kecintaan dan keimanan kita kepada Allah sehingga kita akan menjadi hamba yang taat dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Asmaul Husna (Aqidah Kelas X)

A. Pengertian Asmaul Husna

Secara bahasa Asmaul Husna (Al-Asma Al-Husna/ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى) terdiri dari dua kata, yaitu al-asma (الْأَسْمَاءُ) yang berarti nama-nama dan al-husna (الْحُسْنَى) yang berarti yang baik. Sedang secara istilah Asmaul Husna artinya nama-nama yang baik dan indah yang hanya dimiliki oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai bukti keagungan dan kesempurnaan-Nya.

Nama-nama Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah sesuatu yang menunjukkan dzat-Nya bersama sifat-sifat kesempurnaan yang terkandung di dalamnya. Nama-nama Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut dapat kita jumpai dalam ayat-ayat al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah).

B. Dalil Naqli yang Menunjukkan Allah Memiliki Asmaul Husna

Dalil naqli (نَقْلِي) adalah dalil atau petunjuk yang diambil dari Al-Quran dan As-Sunnah. Berikut ini dalil naqli yang menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki Asmaul Husna:

- Dalil dari Al-Quran: 

QS. Al-A'raf (7) ayat 180

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ 
سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya:
"Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-namaNya (asmaul husna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan: "(Allah mempunyai asma-asma yang baik) yang sembilan puluh sembilan, demikianlah telah disebutkan oleh hadis. Al-husna adalah bentuk muannats dari al-ahsan (maka bermohonlah kepada-Nya) sebutkanlah Dia olehmu (dengan menyebut nama-nama-Nya itu dan tinggalkanlah) maksudnya biarkanlah (orang-orang yang menyimpang dari kebenaran) berasal dan kata alhada dan lahada, yang artinya mereka menyimpang dari perkara yang hak (dalam menyebut nama-nama-Nya) artinya mereka mengambil nama-nama tersebut untuk disebutkan kepada sesembahan-sesembahan mereka, seperti nama Latta yang berakar dari lafal Allah, dan Uzzaa yang berakar dari kata Al-Aziiz, dan Manaat yang berakar dari kata Al-Mannaan (nanti mereka akan mendapat balasan) kelak di akhirat sebagai pembalasannya (terhadap apa yang telah mereka kerjakan) ketentuan ini sebelum turunnya ayat perintah berperang."

Mengenai ayat ini Qurayh Shihab menjelasakan "Dan Allah, tidak yang lain-Nya, memiliki nama-nama yang menunjuki kemahasempurnaan-Nya. Maka lakukanlah doa, serulah dan gelarilah Allah dengan nama-nama itu. Dan waspadalah terhadap orang-orang yang cenderung menyematkan sesuatu yang tidak layak bagi zat Allah yang Mahaagung. Sesungguhnya perlakuan orang-orang seperti itu akan diberi balasan."

- Dalil dari Al-Hadits:

Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghitungnya dia masuk surga." [HR. Bukhari (no. 2736) dan Muslim (no. 2677)]

C. Memahami Makna Asmaul Husna

Dalam kajian Bab ini hanya akan membahas tujuh nama Allah dalam Asmaul Husna. Yaitu Al-Karim, Al-Mu'min, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami', Al-'Adl, dan Al-Akhir. Arti dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Asmaul Husna bisa dilihat pada tabel berikut ini:


Dengan mengkaji Asmaul Husna ini diharapkan kita bisa menjadi pribadi muslim yang mampu meneladani dan mengamalkan nilai-nilai dari nama-nama Allah (Asmaul Husna) dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Semoga bermanfaat dan selamat belajar.

Menerapkan Perilaku Mulia

Setelah mempelajari keimanan kepada Allah Swt. melalui sifat-sifatnya dalam al-Asmā’u al-Ĥusnā, sebagai orang yang beriman, kita wajib merealisaikannya agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Perilaku yang mencerminkan sikap memahami al-Asmā’u al-Ĥusnā, tergambar dalam aktivitas-aktivitas berikut.

1. Menjadi orang yang dermawan
Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Karim (Maha Pemurah), sehingga sebagai wujud keimanan tersebut, kita harus menjadi orang yang pandai membagi kebahagiaan kepada orang lain baik dalam bentuk harta atau bukan.

Wujud kedermawanan tersebut, misalnya seperti berikut.
a. Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari Jum’at yang diedarkan oleh petugas Rohis.
b. Membantu teman yang sedang dalam kesulitan.
c. Menjamu tamu yang datang ke rumah sesuai dengan kemampuan.

2. Menjadi orang yang jujur dan dapat memberikan rasa aman

Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu’min adalah seperti berikut.
a. Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya atau ketakutan.
b. Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan yang dapat membahayakan pengguna jalan.
c. Membantu orang tua atau anak-anak yang akan menyeberangi jalan raya.

3. Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-Wakil dapat berupa hal-hal berikut.
a. Menjadi pribadi yang mandiri, melakukan pekerjaan tanpa harus merepotkan orang lain.
b. Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh karena Allah Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak mau berusaha.

4. Menjadi pribadi yang kuat dan teguh pendirian
Perwujudan meneladani dari sifat Allah Swt. al-Matin dapat berupa hal-hal berikut.
a. Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan tercela.
b. Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang dihadapi.

5. Berkarakter pemimpin
Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’, di antaranya seperti berikut.
a. Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.
b. Rajin melaksanakan śalat berjama’ah.
c. Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain.

6. Berlaku adil
Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl, misalnya seperti berikut.
a. Tidak memihak atau membela orang yang bersalah, meskipun orang tersebut saudara atau teman kita.
b. Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman.

7. Menjadi orang yang bertakwa
Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir adalah dengan cara seperti berikut.
a. Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti śalat lima waktu, patuh dan hormat kepada orang tua dan guru, puasa, dan kewajiban lainnya.

b. Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt. seperti mencuri, minum-minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang tua, dan larangan lainnya.

Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga