BILANGAN TAKBIR SHALAT ID

BILANGAN TAKBIR SHALAT ID

Pertanyaan Dari:
Yusuf Shalihin, Cirebon, Jawa Barat.

Pertanyaan :

Bagaimana sebenarnya bilangan takbir shalat Id, 7 dan 5 atau satu kali saja seperti shalat Jumat ?  Apakah membaca dzikir di sela-sela takbir ?  Apakah khutbahnya satu kali atau dua khutbah seperti khutbah shalat Jumat ?

Jawaban :

Sebenarnya pertanyaan seperti yang Saudara tanyakan sudah pernah ditanyakan oleh Saudara RNB. Nahar, dan telah kami jawab, yang dimuat dalam Suara Muhammadiyah No: 12 Tahun ke-87 16-30 Juni 2002 M. Sungguhpun demikian, berikut ini akan kami jawab tiga pertanyaan Saudara itu seperlunya, dengan harapan soal tersebut menjadi jelas bagi Saudara.
Dalam Muktamar Tarjih ke-20 di Garut Jawa Barat tahun 1976 M (1396 H) telah ditanfidzkan oleh PP Muhammadiyah tahun 1977 Masehi yang isi keputusannya: Takbir shalat Idain adalah 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua (baca pula Tanya Jawab Agama Jilid I hal. 113-115).

Perlu pula Saudara ketahui bahwa dalam manhaj tarjih yang terdiri atas 18 butir itu, salah satu butirnya menetapkan bahwa dalam beristidlal Majelis Tarjih mempergunakan nash al-Quran dan as-Sunnah ash-Shahihah (al-Maqbulah). Jadi, tidak terpaku pada dalil yang kuat saja, tetapi juga dipakai hadis-hadis yang nilainya kurang kuat, dimana kekurangannya itu tidak terletak atau dikarenakan oleh kedustaan perawi serta dikuatkan oleh hadis lain, itu bisa dipakai dalam penetapan hukum. Itulah yang dimaksud dengan menyebutkan dalam tanda kutip dengan perkataan al-Maqbulah. Di dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) disebutkan :

الأَحَادِيثُ الضَّعِيفَةُ يَعْضَدُ بَعْضُهَا بَعْضًا لاَ يَحْتَجُّ بِهَا إِلاَّ مَعَ كَثْرَةِ طُرُقِهَا وَفِيهَا قَرِينَةٌ تَدُلُّ عَلَي ثُبُوتِ أَصْلِهَا وَلَمْ تَعَارُضِ اْلقُرْآنُ وَاْلحَدِيثُ الصَّحِيحُ.

Hadis-hadis tentang takbir hari raya masuk dalam kategori dlaif, hanya saja kedlaifannya bukan lantaran perawinya dituduh dusta dan memalsukan, tetapi saling kuat menguatkan dengan melalui beberapa / banyak jalannya. Tapi sayangnya di Jawa Barat, takbir 7 kali dan 5 kali itu belum tersosialisasikan dengan baik, bahkan masih terpaku pada perkataan al-Hadis ash-Shahihah saja. Kalau orang berorganisasi yang baik, tentunya PDM di Jawa Barat itu harus mensosialisasikan putusan yang telah ditanfidzkan itu.

Mengenai bacaan di sela-sela takbir, itu memang tidak kita dapati hadisnya. Dengan lain perkataan tidak ada dzikir (bacaan) tertentu di sela-sela takbir itu. Sedang khutbah shalat Id, bukan dua khutbah, tetapi satu khutbah saja dan belum kami tenukan dalil tentang adanya bacaan الصلاة جامعة sebelum menegakkan shalat Id.
Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga