Pak AR: Tidur di Lantai Tidak Mungkin Jatuh

Pak AR: Tidur di Lantai Tidak Mungkin Jatuh

Seusai shalat Isya, diadakan pengajian di suatu ranting Muhammadiyah. Pengajian itu berlangsung dengan meriah. Acaranya berlangsung sampai tengah malam. Maka Pak AR yang mulai berusia lanjut, merasa kecapaian dan ingin segera istirahat tidur. Sialnya lagi, kebetulan di kamar yang tersisa, tak ada ranjang yang biasa dipakai untuk membaringkan badan.

Maka pihak tuan rumah mempersilakan Pak AR tidur di atas lantai beralaskan tikar.Dan lagi-lagi karena merasa kurang bisa menghormati tamu, tuan rumah pun kembali minta maaf. Dia merasa tidak enak dan hatinya bergejolak tidak keruan. Apalagi ia tahu menghormati  tamu adalah kewajiban seorang Muslim.

Namun Pak AR menanggapinya dengan santai saja. Dia tak merasa risih atau terhina karena selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah harus tidur di atas lantai dengan hanya beralaskan selembar tikar. Pak AR justru mengucapkan terima kasih agar hati tuan rumah merasa tenang.

“Terima kasih. Justru saya senang tidur di lantai, Kalau tidur di ranjang, tubuh saya yang gemuk ini bisa repot. Kalau jatuh bisa sakit. Tidur di lantai tidak mungkin jatuh,” kata Pak AR dengan tetap mengucapkan syukur.

Kebetulan pula, kamar yang ditempati Pak AR nyala listriknya tak bagus. Cahanya hanya temaram.

Menyadari hal tersebut, tuan rumah pun kembali meminta maaf karena listriknya redup.

“Maaf Pak AR, lampu listriknya tidak menyala dengan baik. Cahayanya redup.”

Lagi-lagi Pak AR menanggapi suasana itu dengan sikap biasa dan santai saja. Dia tetap mengatakan semua kekurangan itu tak menjadi soal serta tak perlu terlalu dirisaukan.

“Justru nyala listrik yang redup ini saya senang karena bisa cepat tidur. Terimakasih dengan memberikan lampu listrik yang nyalanya redup,” kata Pak AR sungguh-sungguh.

“Wah kalau dengan Pak AR ini semuanya serba kebetulan kurang ini dan kurang itu. Dan Pak AR selalu bersyukur,” kata tuan rumah.

Sumber: Kisah Pak AR Fachruddin Soal Teh Kurang Manis, dan Sayur Kurang Garam/Oleh: Simon Syaefudin Mantan Jurnalis Republika/republika.co.id

Mei Inarti
Mei Inarti Seorang Guru Sekolah dan Ibu Rumah Tangga